GADIS KRETEK BIKINAN NETFLIX - bikin tergelitik proses kreatif

 Beberapa Minggu ini Indonesia , khususnya para penggemar Netflix dibuat heboh dengan film seri Netflix yang berjudul Gadi Kretek dalam 5 episode. Tayangan ini serta merta membawa atmosfer dunia di Indonesia berbau tembakau. Lihat saja mulai dari parodi yang memplesetkan Gadis Kretek dengan Gadis Kritik atau bahkan Gadis Kresek, menu pada kopi Jani Jiwa pun ikut-ikutan ditambah dengan menu yang ada bau-bau cengkehnya entah jadi enak atau kagak, baju-baju ala si Jeng Yah yang berwarna hitam plus bross emasnya barangkali akan diperdagangkan secara murah.  Dandanan gadis gadis model nan berlenggak lenggok di mal mal dan pusat perbelanjaan barangkali akan berkiblat kepada model gaun nya Jeng Dian "Yah" Sastro.

TAPI SAYA yakin ini hanya sebuah euforia, orang Jawa bilang mbungahi, kesenengan nan berlebih lebihan. Tiru-meniru yang menjadi semacam kelatahan dan menurut saya hanya sedikit memicu proses kreatif kita. Memang beberapa orang terdorong untuk menjadi kreatif melalui adanya Gadis Kretek.

Kalau Anda kemudian berspekulasi menjual baju gaya Tempo Doeloe ala Jeng Yah lengkap dengan aksesoris dan kain jaritnya dan juga selop nya plus aksesoris rambut, barangkali Anda menjadi bisa menghasilkan uang lebih darinya.  Kelompok paduan suaramu di Kampus atau di Gereja yang kemudian memakai seragam tempo doeloe itu juga akan membawa dampak besar kepada bagaimana kita lebih menghargai keindahan hasil karya anak negeri. Disamping kita juga menghargai bagaimana asal-usul bangsa kita dengan segala kebudayaannya yang kini sedang teregrus oleh budaya asing yang dipuja ouuuw disembah aaaih disanjung-sanjung sampai mengalahkan akal sehat oalaaah Gusti.

Belum lagi pakaian-pakaian pria nya juga sangat bersahaja, simpel dan tidak rumit banyak aksesoris. Inipun juga mengingatkan saya pada seberapa banyak kita berbelanja Fasion yang cepat usang lalu kemudian menjadi sampah tidak berguna yang memenuhi tempat pembuangan sampah atau hanya lari kepada penjual pakaian bekas? Tidak salah angkatan orang-orang tua kita yang lebih menghargai baju yang dijaihtkan ( tailor made ) sebab dari sisi bahan kita bisa memilih yang bagus, dari penjahitnya kita memilih yang bagus, ukurannya juga sesuai fit in tubuh kita, model juga bisa kita pesan yang uptodate. Hanya satu saja yang kita sering sepelekan, KITA MENGHARGAI MERK bukan menghargai kualitas.

Selamat Pagi, tetap semangat kawan.

Mari hargai produk produk buatan Indonesia

Ujaran kebencian diberi panggung oleh dunia maya ?

 Kita sering membaca orang mencaci maki pihak lain di dunia maya/internet. Kemudian kita sering terdorong untuk ikut-ikutan mencaci juga melalui komentar-komentar.

Kita merasa bahwa hanya ada diri ini sendiri yang melampiaskan kebencia kepada pihak lain, seolah-olah tidak ada dampak apapun yang akan terjadi.

Padahal dengan mengkomentari sesungguhnya kita sedang "memberi makan" kepada sebuah narasi kebencian.

Apalagi jika yang kita lakukan adalah memposting ulang atau bahkan men share atau membagikan berita kebencian tersebut kepada orang lain/pihak lain. Ini laksana membakar hutan yang luas. Menyegerakan seluruh hutan terbakar dengan membagi-bagi titik api di berbagai tempat.

Internet tidak melihat hal baik atau hal buruk, tetapi ketika sesuatu itu berulang maka dengan cepat ia akan menyebar terus.

Oleh karena itu jangan memposting ulang kebencian. Jangan memberi komentar kebencian. JIKA MEMANG MEMUNGKINKAN LAPORKAN SAJA KEPADA OTORITAS DI INTERNET AGAR DITINJAU UNTUK DIHAPUS.

Mari belajar menciptakan dunia maya yang damai, sekecil apapun upayamu LAKUKANLAH ITU. 

Upaya menjaga kedamaianpun perlu didengungkan dan diulang-ulang perbuatannya agar semakin menyebar bagai menyiram air sejuk kepada api yang membara.

Selamat Pagi

Semoga berkenan


Shanty di China - Yenny dan Tika juga di China

 Kalau para pemirsa Youtube jeli, maka ada saluran Youtube yang menurut saya cukup mempesona. Ketiga saluran itu adalah Shanty di Cina, Yenny di Cina dan Tika di Cina. Bukan soal subscribernya atau hebatnya hasil editannya.  Tetapi lebih kepada konten yang disajikannya.  Saya menyebutnya sebagai para pejuang di negeri orang dan pejuang di negeri Youtube.  Ketiga pemilik saluran tersebut punya karakteristik yang hampir sama :

  •          Mereka semua tinggal di China
  •          Mereka bersuamikan orang China Asli
  •        Mereka berjualan makanan
  •        

    Mereka punya keuletan masing-masing sesuai dengan karakter pribadi dan katakter marketnya.

Saya menilai kanal-kanal tersebut sangat baik karena setidaknya :

·         Memberi gambaran bahwa bersuamikan orang China itu bukan sesuatu hal yang aneh. Ternyata mereka juga bisa menjalankan kehidupan rumah tangganya dengan baik.  Saling menerima dan saling belajar. Mungkin akan merubah cara pandang mereka yang tidak tahu yang sebenarnya tentang orang China. Bagaimana sifatnya, dan sebagainya.

·         Dalam hal keuletan saya paling menyoroti hal itu.  Bahwa tipologi orang China adalah orang yang rajin, semangat tinggi, pantang menyerah, ulet berjuang, sangat teliti dalam membelanjakan uang. Namun memang tidak semua orang China demikian. Tetapi barangkali melihat lingkungan dan budaya di sana maka mayoritas akan begitu.

·         Menghapus rasa curiga sebagian orang bahwa pernikahan dengan orang China akan membuat orang Indonesia diperlakukan semena-mena? Ternyata tidak, justru para suami itu sangat sayang sekali dengan isterinya.

Itulah seputar kanal yang lagi sering ditonton banyak orang yaitu Shanty, Yenny dan Tika semuanya di China.  Selamat menikmati konten-konten mereka. Ambil manfaatnya untuk menyemangatimu kawan.

Tak padam mentari

TAK PADAM MENTARI

Selalu munculkan rona

Sebelum akhirnya kau sirna

Kelam, pekat malam

Tak perlu mengejarnya

Esok kan masih setia

Kembalikan rona ceria jingga


Yogyakarta 31-Juli 2023