Pagi tadi saya bangun jam 05.00, itupun saya sudah
menganggapnya kesiangan dan sedikti membuat saya terkejut. Namun yang lebih
membuat saya termangu adalah ketika melihat berita dari twitter bahwa Jepang
baru saja diguncang Gempa, tepatnya di Sapporo.
Betapa badai Jebi yang merusak masih sedemikian terasa dampaknya di
Jepang. Bada Jebi yang berkekuatan ratusan km per jam menghantam laut sehingga
menimbulkan banjir dan korban jiwa serta materi.
Membayangkan
yang terjadi disana, pikiran saya tak bisa tenang seharian. Betapa dahsyatnya amukan alam atas Jepang.
Dikatakan dalam berita bahwa sebagian Jepang lumpuh. Negara yang begitu maju namun kerapkali
dihantam bencana, gempa bumi seperti menjadi langganan. Juga tidak ketinggalan
badai. Mereka sepertinya sudah
menganggap hal yang “biasa”. Dan akan segera bangkit kembali untuk melanjutkan
hidup mereka.
Saya
tidak pernah minta ini terjadi di Indonesia, amit amit. Semoga mereka diberikan kekuatan. Saya menilai bahwa bangsa yang sering
dihantam bencana tentu mempunyai kesiapan terhadap terjadinya bencana, rasa
penyerahan yang tinggi, bersahabat dengan alam, toleransi dengan sesama rakyat
tentu akan lebih baik karena merasakan penderitaan yang sama.
Mereka tidak saling mempersalahkan, apalagi mengklaim itu sebagai azab Tuhan. Mungkin itulah yang harus kita simak baik baik. jangan sedikit-sedikit menganggap bahwa Tuhan menghukum karena ini dan itu. Kita tidak pernah tahu logika Kemaha Kuasaan Tuhan pemilik semesta. Jangan terlalu mudah "menghakimi" Tuhan, pastilah dia menghukum dan sebagainya.
Tidak
layak saya membandingkan rakyat negeri ini dengan Jepang. Kultur dan budayanya
tidak sama, kita sama sama manusia namun berbeda dalam cara hidup dan kebiasaan
hidup.
Melihat hal itu betapa kita bersyukur dikaruniai alam yang
indah dan kaya, namun hanya karena kepentingan segelintir orang maka bangsa ini
hendak dicabik cabik persatuannya. Sebaiknya kita ber refleksi dari kejadian
bencana di Jepang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar