Setidaknya ada dua orang yang selalu saya ingat karena merekalah yang memperkenalkan saya kepada pribadi Yesus Kristus yang menjadi juruselamat saya. Saya menjadi teringat ini karena salah satu dari mereka baru saja menghadap Illahi pada tanggal 3 Maret 2022. Dialah Om Elia Budi Saputra yang tidak lain adalah paman saya sendiri.
Semenjak saya masih kecil, dia entah secara sengaja atau
tidak selalu mengajak saya pergi ke gerejanya di Solo yaitu Gereja Utusan
Pantekosta di Indonesia, waktu itu saya masih kecil, mungkin masih Sekolah
Dasar. Om Elia selalu merekam setiap
kotbah pendeta pada saat hari Minggu.
Saya masih ingat nama dan wajah pendeta Gerejanya yaitu alm Pdt Petrus
Iman Santosa. Om Elia dengan setia mendokumentasikan kotbah-kotbah tersebut
dalam bentuk rekaman pita kaset. Maklum jaman dahulu belum ada file-file
digital maka yang dipakai adalah pita kaset. Tape recorder nya pun saya masih
ingat bermerk Philips, masih mono gaes, belum musim tape mode stereo apalagi
sampai home theatre. Semua dilakukannya
dibalik sebuah bilik kecil di samping mimbar gereja.
Secara rutin hampir setiap Sabtu saya selalu dijemput di
rumah oleh Om Elia, karena memang di rumah nenek tidak ada anak sekecil saya
waktu itu, sehingga dengan adanya anak kecil dirasa sangat menghibur oleh
nenek, paman dan bibi yang kala itu masi tinggal serumah. Saya akan menginap di rumah nenek setiap Sabtu
dan kemudian Minggu pagi pergi ke gereja bersama om dan tante ( adik papa saya
).
Dari kebiasaannya merekam kotbah itulah kemudia kaset kaset
hasil rekamannya dipinjamkan kepada ibu saya. Ibu juga merasa senang dapat
mendengarkan firman Tuhan melalui hasil rekaman kotbah di kaset.
Dari sana saya mengenal apakah itu kebaktian, apakah itu
melayani Tuhan, apakah itu kotbah dan seterusnya dalam pengertian seorang anak
kecil.
Tulisan selanjutnya adalah tentang orang kedua yang juga
dipakai Tuhan untuk memperkenalkan Kristus kepada saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar