 |
Zebra Cross depan Amplaz |
Sebagai penduduk Jogja, saya merasa ngeri jika harus
menyeberang didepan Pusat Perbelanjaan Ambarrukmo Plasa. Jalan yang membujur
timur barat tersebut rasanya tak pernah sepi dari kendaraan bermotor baik roda
dua ataupun empat. Jalan tersebut sudah dibagi dua oleh divider di tengah
tengahnya, semata mata untuk menertibkan agar kendaraan tetap melaju pada
jalurnya. Namun saya merasa heran, meskipun tepat didepan mal besar itu sudah
dipasang zebra cross namun kendaraan kendaraan tak juga mengurangi laju
kecepatannya. Saya pernah mencoba sekali saja, menyeberang dari selatan jalan
ke utara jalan tepat di depan Amplaz, luar biasa sulitnya. Kebetulan hari itu
adalah hari Sabtu, entah apakah setiap hari seperti itu? Kendaraan yang lalu
lalang seolah menyepelekan penyeberang jalan yang sudah dijamin haknya untuk
menyeberang di zebra cross. Ketika jumlah orang sudah banyak baru ada yang
mengurangi lajunya, terutama kendaraan roda empat, namun untuk kendaraan roda
dua sama sekali tidak menghiraukan, justru mencari celah diantara para penyeberang.
Saya pikir apakah ini sedang di kota Jogja istimewa atau bukan? Kok perilaku
pengendaramotornya semacam ini? Sungguh memprihatinkan jika kesadaran
pengendara motor tidak meningkat seiring dimilikinya SIM, banyak yang bisa
membeli sepeda motor, memiliki SIM namun tidak mempunyai etika berlalu lintas.
Bahasa Jawanya :” tidak punya unggah ungguh”. Sungguh saya memperingatkan para
penyeberang jalan disini untuk berhati hati jika terpaksa harus menyeberang,
perhatikan benar benar dan tunggulah sampai benar benar aman.
Saya sebenarnya tidak suka membandingkan dengan negara lain
seperti Singapura, karena ada saja menganggap saya tidak Nasionalis, Tetapi
pengalaman saya ketika menyeberang disana, sungguh merasa sangat aman dan
nyaman. Di zebra cross dilengkapi lampu lalu lintas yang sangat ditaati baik
oleh pengendara kendaraan bermotor dan juga oleh pejalan kaki. Saat menyala
merah, maka pejalan kaki benar benar berhenti dengan tertib ditepi jalan.
Ketika lampu hijau untuk pejalan kaki menyala, maka mobil dan motor sekencang
apapun akan berhenti dengan tertib, menunggu sampai mereka diijinkan berjalan.
Tidak ada tlusap tlusup mencari celah dan lain sebagainya. Tentu untuk
menumbuhkan kesadaran ini perlu dukungan aparat yang tegas dan tertib serta
masyarakat yang taat hukum, tanpa itu semua maka lalu lintas di Jogja akan
semrawut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar