Mazmur 13
Doa Kepercayaan
Judul yang ditaruh pada Mazmur ini adalah Doa Kepercayaan namun
2 ayat di dalamnya selalu diawali dengan kata tanya yang justru membuat pembaca
bertanya tanya, apakah tidak berlawanan judul dengan kalimat-kalimat
didalamnya? Yang saya maksudkan adalah
dalam ayat 2, Berapa lama lagi Tuhan … dan juga dalam ayat 3, berapa lama lagi
aku harus …… mari perhatikan bersama bukankah sepintas kita melihat pemazmur
mempertanyakan sesuatu hal kepada Tuhan. Tuhan dianggap melupakan, dianggap
menyembunyikan diri. Tuhan dianggap tidak memberi penghiburan karena pemazmur
merasa tetap kuatir dan bersedih. Sampai
disana mungkin kita masih melihat hal-hal yang berlawanan.
Tetapi didalam ayat 4 dan 5 pemazmur sepertinya memperoleh
jawaban dalam doanya. Ia memperoleh pandangan dan pencerahan sebagaimana yang
tertulis didalam ayat 4 dan 5. Kalau boleh saya katakan bahwa ayat 4,5 adalah kalimat
-kalimat permohonan yang lebih tajam dan jelas tujuannya. Sedangkan ayat 2 dan 3 adalah kalimat yang
menunjukkan realitas yang dihadapi pemazmur dalam kesesakannya.
Ungkapan hati pemazmur menunjukkan betapa dekatnya dia
dengan Allah, ada kebebasan namun dengan tetap menghormati Tuhan saat dia
mengungkapkan isi hatinya melalui doa. Seperti kedekatan ayah dan anak ketika
anaknya memohon nasihat dan petunjuk kepada ayahnya. Tanpa kedekatan kita tak
pernah menjadi terbuka dihadapan Allah. Tanpa relasi yang dibangun terus
menerus dan intim kita tak mingkin membuka diri kita sedemikian rupa
dihadapan-Nya sekalipun Allah tahu apa yang sebenarnya sedang kita hadapi.
Tetapi inilah kuncinya yang terdapat di dalam ayat ke 6.
Sungguh sesuatu yang sangat melegakan.
Lihatlah kalimat yang ada disana :”Tetapi aku, kepada kasi setia-Mu aku
percaya” Sungguh penyerahan total
pemazmur kepada Allah-Nya. Tidak ada
jawaban yang ia harapkan dari doanya. Namun hanya keberserahan yang ia
lakukan. Seolah-olah ayat 6 ini dia peroleh setelah Tuhan menjawab dalam diam.
Kadang Tuhan menjawab doa-doa kita dalam diam, namun sejatinya itulah
jawaban-Nya. Ia membiarkan kasih karunia-Nya bekerja dalam diri kita dengan
memberikan jawaban yang akan bisa kita pahami dengan sendirinya tanpa secara
verbal memberi petunjuk khas. Ada
sukacita yang diungkapkan pemazmur disana “hatiku bersorak-sorak karena
penyelamatan-Mu.” Dan pada akhirnya hanya kemuliaan Tuhan saja yang dipuji, “aku
mau menyanyi untuk Tuhan …”
Bagaimana dengan kehidupan doa kita? Mari kita melihat
bagaimana teladan Pemazmur dalam mengungkapkan isi hatinya:
- · Terhubung dekat dengan Tuhan sehingga mampu membuka isi hati kita.
- · Tidak menantikan jawaban verbal dari doa, kadang-kadang Allah menjawab dalam diam.
- · Segala jawaban doa kita itu hanyalah kasih karunia-Nya saja.
- · Semua jawaban doa doa kita adalah untuk kemuliaan Tuhan saja.
Selamat merenung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar