Mendoakan arwah?

 Kedia orang tua saya sudah meninggal dunia, namun jujur saya sering juga memperoleh mimpi tentang mereka. Berbagai keadaan yang saya lihat dalam mimpi tersebut, rasanya seperti mereka belum meninggal saja.  Ada kadang-kadang mereka ada di sebuah rumah yang pertama kami tinggal, atau juga di rumah kedua yang pernah kami tinggali bersama.  Mereka juga tidak menakutkan sama sekali dan biasa-biasa saja melakukan aktivita sehari hari.   Bicara juga biasa, bukannya lalu diam saja dan menyeramkan.  

Orang berpendapat bahwa mimpi adalah hasil karya otak melalui mekanisme tertentu menggali kembali informasi bawah sadar yang sudah pernah kita peroleh di masa yang lalu kemudian muncul dalam sebuah mimpi.  Jadi bukan sebuah pertanda apapun dalam hidup kita. Itu sisi sainsnya.  Nah tentu ada sisi lain yang bersifat lebih mistis spiritualistik, mengingat kejadian kejadian yang tercatat dalam kitab suci sering menceritakan jika para nabi jaman dahulu kala sering dijumpai oleh Tuhan melalui  mimpi. Misal saja contoh di kepercayaan kristen, ada Yusuf, yang bermimpi sehingga sampai dia dijual sebagai budak oleh kakak-kakaknya, itu semua bermula dari mimpi. Dan banyak lagi kisah lainnya, tentu di agama lain pun pernah ada kejadian kejadian mimpi yang sepertinya merupakan isyarat Tuhan.  Kita tidak bisa memastikan hal tersebut, namun yang lalu kita pahami adalah bahwa seolah olah Tuhan hanya bisa berkata-kata lewat mimpi.   Bukan Tuhan saja tetapi juga kekuatan tertentu yang kadang lalu ditafsirkan untuk membeli nomer Togel, eh ternyata kok tembus 3 angka.  Ini fenomena yang cukup misterius dalam hidup kita.   

Mungkinkah sebenarnya mimpi yang tak pernah kita lihat sebelumnya sesungguhnya merupakan memori atau ingatan masa lalu dari orang jaman dahulu yang kemudian berbaur dalam alam bawah sadari manusia masa kini?

Ketika kita usai bermimpi tentang orang orang yang kita kasihi, biasanya kita merindukan mereka. Atau Alam bawah sadar kita merindukan mereka sehingga memunculkan koleksi koleksi kenangan yang tersimpan di albumnya.  Sebagai orang beragama, kebetulan di agama saya tidak ada ritual mendoakan arwah.  Tetapi saya pribadi sering berdoa bagi orang tua saya yang sudah wafat, namun bukan dalam konteks mendoakan arwah mereka. Tetapi lebih kepada mengenangnya, mengenang dan bersyukur akan karya Tuhan sehingga saya ditempatkan sebagai anak mereka. Merekalah yang mendidik, memelihatra, membesarkan, "memberi hidup" pada saya.  Itulah yang saya doakan dalam sebuah doa syukur, sambil mengingat kembali jasa mereka dan kenangan-kenangan manis bersamanya.  Jadi rasa-rasanya benar juga dikatakan bahwa manusia sebenarnya tidak mati, tetapi jiwanya hidup di dalam diri kita-kita yang menyayanginya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar