Novel Animal Farm, relevan kah untuk negeri kita?

Animal Farm

Buku Animal Farm sangat menarik saya, sekalipun buku ini sudah lama terbitnya. tetapi ternyata membaca kisah-kisah binatang ini begitu menarik. Seolah merepresentasikan kita sebagai manusia. Utamanya saya sebagai manusia yang hidup di negeri Indonesia ini. Setelah membaca secara menyeluruh Novel ini saya sungguh tertarik membuat tulisan kecil sebagai hadiah saya untuk negeri tercinta saya Indonesia. Semoga catatan ini mampu untuk menjadi cermin bagi kita anak bangsa Indonesia. Dan sungguh buku ini kalau dibaca baik baik akan menyadarkan kita untuk segera berubah.

Dirgahayu Indonesia ke 80

 1. Kekuasaan Cenderung Korup jika Tanpa Kontrol

  • Dalam Animal Farm, babi yang awalnya memimpin untuk kemerdekaan justru berubah menjadi penindas baru.

  • Relevansi di Indonesia: Tanpa sistem checks and balances yang kuat, pemimpin atau partai politik bisa tergoda menyalahgunakan wewenang demi kepentingan kelompoknya.


2. Propaganda Dapat Membentuk Persepsi Publik

  • Napoleon memakai Squealer untuk memutarbalikkan fakta dan mengubah sejarah.

  • Relevansi di Indonesia: Media dan buzzer politik bisa digunakan untuk mengarahkan opini publik, sehingga masyarakat menerima kebijakan yang merugikan seolah-olah itu demi kebaikan bersama.


3. Perubahan Aturan untuk Kepentingan Penguasa

  • Prinsip Animalism diubah sedikit demi sedikit hingga maknanya bertentangan dengan tujuan awal.

  • Relevansi di Indonesia: Aturan hukum atau kebijakan bisa direvisi untuk menguntungkan elite politik atau kelompok tertentu, sementara rakyat sulit mengawasi perubahan halus tersebut.


4. Revolusi Tanpa Kesadaran Kritis akan Gagal

  • Hewan-hewan di Animal Farm hanya mengikuti perintah tanpa terus mengkritisi kebijakan, sehingga tidak menyadari bahwa mereka diperalat.

  • Relevansi di Indonesia: Partisipasi rakyat dalam demokrasi harus disertai dengan kesadaran kritis, bukan hanya ikut-ikutan atau terjebak fanatisme politik.


5. Bahaya Elite Capture (Penguasaan oleh Segelintir Elite)

  • Kekuasaan yang awalnya untuk semua hewan akhirnya terkonsentrasi pada babi dan anjing.

  • Relevansi di Indonesia: Oligarki politik dan ekonomi dapat menguasai sumber daya negara, sehingga kebijakan lebih berpihak pada kepentingan elite daripada rakyat.


6. Identitas Pemimpin Bisa Berubah

  • Di akhir cerita, babi dan manusia sulit dibedakan.

  • Relevansi di Indonesia: Pemimpin yang awalnya mengaku “pro rakyat” bisa saja berubah perilakunya setelah masuk ke lingkaran kekuasaan, sehingga tidak berbeda dengan pihak yang dulu dikritiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar