Tertipunya seorang Hawa

Setiap kali saya membaca kisah penciptaan di Kitab Kejadian selalu saja ada hal hal baru yang saya peroleh, memang sungguh dalam dan luasnya Firman Tuhan. Baru saja saya mempertanyakan dalam hati saya mengapa Hawa seolah olah tidak memiliki sebuah benteng pertahanan atau proteksi apapun ketika dia dibujuk oleh ular agar memakan buah pengetahuan baik dan jahat. Seperti biasanya kalau kita hendak ditipu oleh orang tentu kita diberi perasaan tertentu yang membuat kita waspada terhadap orang orang ternentu sehingga membuat kita terhindar dari tipu daya. Tidak demikian dengan Hawa, Alkitab tidak mencatat saat Hawa mempertahankan atau berdebat dengan ular, mempertahankan larangan yang sudah ditetapkan oleh Allah.
Ada hal menarik yang saya perhatikan disana. Yang pertama adalah bahwa larangan  di Kejadian 3:3b, “Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati”. Tentu makna “mati” dalam hal ini bisa dipersepsikan secara multitafsir, tetapi jika salah satu tafsirannya adalah mati secara fisik maka tentu baik Adam maupun Hawa tidak pernah melihat orang mati pada saat itu sehingga bawah sadarnya tidak ada file yang memberi pemahaman bagaimana sesungguhnya mati itu, hal ini mengakibatkan Hawa tidak merasa takut sekalipun itu adalah perintah Allah.
Hal kedua yang menarik adalah masih berkaitan dengan bawah sadar Hawa yang tidak mempunyai pengalaman negative/jahat sekalipun. DIa tidak pernah ditipu sama sekali sehingga ketika saran jahat yang diberikan ular agar memakan buah tersebut disampaikan. Hawa sama sekali tidak mempunyai persepsi negative terhadap ular. Oleh karena itu dengan mudahnya saran ular itu dipenuhinya.
Hal menarik ketiga adalah bagaimana ular mempunyai kemampuan mengeliminasi perintah Tuhan didalam pikiran Hawa. Ular memberi label baru bahwa makan buah pengetahuan baik dan jahat  bukan “berakibat mati” tetapi berakibat “matamu akan terbuka “ ( lihat Kej 3:5a ). Pemberian makna baru inilah yang mengakibatkan Hawa seolah olah membiarkan larangan Allah ditindih dengan makna baru yg dibelokkan oleh ular. Lihatlah pada Kej 3:6 itulah makna baru yang sudah diserap oleh Hawa, yang menurut saya itulah awal dosa yang mengintip. “Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan….”

Tentu semua yang saya tuliskan diatas adalah hasil pemikiran saya pribadi yang bagi saya tidak bermaksud untuk menyalahkan siapapun. Tetapi satu hal bahwa ular sudah melakukan hal ini sejak awal dunia dijadikan, sedangkan kita sudah kalah terlebih dahulu pada saat awal dunia dijadikan. Sudah barang tentu kita tidak bisa membebaskan diri kita sendiri tanpa Kasih Karunia Allah yang begitu besar ingin memperoleh kembali kita manusia untuk bersatu dengan KasihNya. Sedangkan pada saat kita manusia bisa berhadapan dengan Allah langsung pun si iblis bisa menerobosnya.