Cetaklah hasil fotomu

West Lake hangzhou China ( Haryanto )

Saat memotret dengan handphone, pastikan bahwa setelan kualitas foto/gambar ada dalam pilihan yang MAKSIMAL. Misal setelan yang FINE. Jangan pernah terlampau saying dengan memori Anda jika untuk menghasilkan gambar dengan lebih baik.  Ada keuntungan ketika kita melakukan setelan maksimal yaitu ketika kita harus melakukan cropping maka kualitas gambar akan teta terjaga ketajamannya. Sedang jika kita hanya melakukan setelan yang minimal karena saying dengan kapasitas memori kita maka saat hendak meng cropping gambar akan terjadi penurunan kualitas yang terasa.

Kebanyakan pemotret dengan handphone hanya mengupload gambar nya di media social seperti Instagram, path atau Facebook.  Mereka jarang mencetak nya ke kertas foto.  Sesekali cetaklah hasil foto ke kertas foto. Meskipun kita hanya mencetak foto pada ukuran yang kecil ( 4R atau 5 R ) namun ada sesuatu yang memuaskan karena kita akan menikmatinya setiap kita melihatnya dengan lebih mudah. Misalnya saja foto itu diletakkan di meja kerja atau digantung di ruang tamu dalam deretan pigura pigura cantik untuk foto foto Anda lainnya. 

Ada hal yang sekarang dilupakan oleh generasi jaman now untuk mencetak foto foto yang sudah dihasilkannya.  Cobalah mulai mencetak beberapa foto yang kalian anggap paling bagus.

Selamat mencoba
 *) Foto diatas, saya potret saat diatas boat yang melalui danau West lake di hangzhou. Karena boat bergerak gerak maka saya melakukan cropping untuk hasil yang tersaji.  Kemudian saya memprosesnya dengan bantuan aplikasi snapseed agar hasil lebih enak dipandang dan detil lebih muncul. tentu masih dengan Zenfone 3 Asus.

Asyiknya memotret dengan kamera handphone


Pasar malam di Sambirejo - Sragen ( Haryanto )
Saya belajar memotret menggunakan kamera digital SLR, kemudian berkembang dengan memakai kamera Mirrorless. Tetapi sebenarnya yang perlu menjadi perhatian bagi penikmat foto lebih banyak kepada hasil fotonya, entah bagaimanapun jenis kameranya atau bagaimanapun Teknik yang dilakukan fotografer.  Penikmat foto juga tidak terlalu peduli dengan merk kamera, seri kamera dan sebagainya. Mata dan hati sebagai sensor utama penikmat foto, itulah yang akan membuat sebuah persepsi pada otak manusia agar mengapresiasi hasil sebuah foto.

Namun bila dari segi kepraktisan, saya pun suka mencoba dengan memakai kamrea handphone, dimana sekarang hampir setiap handphone ada kameranya, bahkan kamera belakang ( rear ) maupun kamera depan ( front ) yang banyak digunakan untuk ber swa foto ( selfie )

Dengan handphone saya lebih mudah mengambil moment yang mendadak tanpa harus susah susah mensetting kamera terlebih dahulu. Persiapan relatif lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan kamera SLR atau kamera pocket. Terutama untuk moment yang membutuhkan kecepatan, karena segera berlalunya moment tersebut. Selain lebih mudah disiapkan maka ukuran Handphone lebih kecil dari SLR sehingga jika dipakai memotret Human interest juga lebih tidak mengganggu obyek yang akan kita foto. Namun memang dengan keterbatasan zoom sehingga saya harus lebih dekat kepada obyek disbanding melakukan dengan lensa tele.

Saat ini saya memakai Zenfone 3, sebuah handphone dengan fasilitas kamera yang bisa di setel manual. Ini sangat saya sukai karena saya bisa menghasilkan gambar sesuai dengan keinginan saya. Tidak setiap frame ingin saya foto dengan hasil sesuai dengan kondisi aslinya. Adakalanya siang benderang kita ingin menghasilkan warna yang lebih sejuk, maka saya bisa melakukan perubahan pada White Balance secara manual agar foto yang dihasilkan lebih sejuk/lebih hangat. Lain pula jika saya ingin menghasilkan foto yang dapat merekam gerakan lambat, maka dengan mudah saya akan melakukan penyetelan pada kecepatan ( speed ) pada kamera Handphone tersebut.

Pendek kata dengan manual sistem yang tersedia di kamera handphone ini membuat kita bebas melakukan kreatifitas foto.

Selamat mencoba

*) catatan: Foto diatas saya ambil dengan memakai Zenfone 3, mode manual. Gerakan komidi putar terlihat dalam pengambilan gambar lambat ( slow speed ), Akan menimbulkan kesan/efek bahwa komidi putar tersebut sedang berputar. Hal ini membuat gambar lebih menarik karena lebih dinamis, tidak beku ( freeze ). Dengan teknik sederhana akan membuat gambar menjadi berbeda. 
Selamat berkarya...

Tension and Trauma Release Exercises

Namanya asing di telinga saya, pikiran saya adalah pada sebuah gerakan senam atau apalah.  Maklum saya melihat kata exercises disana. Hal kedua yang menarik adalah adanya Seminar tentang TRE tersebut di Kota Yogyakarta. Apalagi yang memimpin adalah Gobind Vashdev seorang penulis yang sangat saya sukai dari buku Pertamanya yaitu Happiness Inside.  Buku yang sangat mencerahkan saya.
Kali ini Gobind membawakan sebuah seminar yang sangat menarik. Seminar ini terkait dengan Trauma dan bagaimana penyembuhannya, metode ini sangat menarik karena berdasarkan pada sebuah pemahaman bahwa Tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri.
Penjelasan disertai prakteknya sangat memadai dan menariknya pada hari Minggu 15 Juli 2018 di Hotel Ibis Style akan dilakukan workshop TRE dimana peserta akan diajarkan bagaimana melakukan latihan sehingga tubuh sesuai dengan prioritasnya akan menyembuhkan dirinya sendiri.
Penjelasannya panjang lebar disertai joke joke menarik.
Setiap peserta seminar memperoleh buku " Tension & Trauma Releasing Execises" tulisan penemunya sendiri yaitu Dr. David Berceli.
Besok Minggu saya akan buktikan apakah yang diajarkan akan terbukti