Tuhan yang Maha Kejam dan Penghukum ?

Sering kita mengucap "Tuhan yang Maha kasih dan Maha Penyayang"
Namun sering juga kita tidak menampilkan sifat Tuhan itu.
Lalu sifat siapa kah yang kita tampilkan dalam hidup kita?
Ketika kita kejam
Ketika kita teriak .."Bakar, bakar, bakar !"
Ketika kita berseru "Bunuh..bunuh bunuh"

Apakah itu menunjukkan Tuhan yang kita sembah ?
Yang katanya Maha Pengasih
yang katanya Maha penyayang

Saya berpikir, sesungguhnya kalian tak pernah mengalami "Tuhan yang Maha Kasih" itu sebenarnya kayak apa?
Tuhan yang Maha Kasih itu seperti apa?

Itu yang kita hadapi sesungguhnya
Sehingga ketika kita diminta untuk menampilkan sifat "keMaha Kasih an" Tuhan kita menjadi bingung.  Sebab kasih-Nya tak pernah benar benar kita rasakan.

Mengapa kita tak pernah merasakan Kasih-Nya?
Sebab kita tak pernah ber relasi, bergaul dengan Tuhan.

Tuhan hanya sebuah konsep, kita hanya memuja konsep tanpa pernah ber relasi, bergaul akrab dengan-Nya.

Maka bisa jadi kita hanya melihat sifat Allah yang suka membalaskan kesalahan kita, suka menghukum kita, suka kejam kepada kita.

Apakah memang demikian?
Kita menyembah Tuhan yang kejam?

Jika memang tidak, mengapa kita suka berlaku kejam terhadap sesama?

Mmebunuh, menggantung, memukul itu seperti jargon yang sangat umum terjadi.

Maka jika demikian sesungguhnya "Tuhan Maha kejam dengan segala kedendamanNya?"

Spirtualitas milenial ?

Membaca buku-buku tentang perkembangan pemikiran manusia, biasanya akan sampai juga pada pembagian Generasi yang sangat populer didengung-dengungkan kira kira 5 - 10 tahun terakhir ini.

Saya berpikir bahwa pembagian Generasi ini tidaklah merupakan sebuah pembagian dengan garis yang tegas, tetapi hanya untuk memudahkan kita para orang tua, para pendidik untuk melakukan pendekatan terhadap masing-masing generasi.

Misalnya saja para guru yang mengalami berbagai murid dari generasi yang berbeda, tentu merasakan kesulitan jika mendidiknya dengan pendekatan yang sama.

Demikian juga dalam hal spiritualitas.  Entah apapun agamanya, tetapi generasinya mengalami pertumbuhan dan juga masuk didalam pembagian generasi seperti yang kita alami sekarang.

Mungkin saja model model Kotbah konvensional yang disampaikan satu arah sudah tidak afdol untuk generasi milenial ( gen. Y ) apalagi untuk generasi Z.

Mereka memakai Gadget sebagai bagian dari hidupnya, ibarat tidrupun mereka memeluk smartphone.  Maka penggunaan media media online sangat tepat untuk membina spiritualitas mereka.

Mendekatkan era nabi-nabi kepada era modern ini tidak mudah. Jangan memaksakan copy paste zaman lalu ke zaman sekarang. Sudah pasti tidak ditanggapi. Kecuali kita melakukan brain washing model teroris. Padahal spiritualitas adalah bagaimana kita ber relasi kepada Allah, bukan dengan cuci otak yang tak tahu apakah itu kebenaran atau bukan.

Diperlukan pengkajian seksama para pemuka agama untuk melakukan pendekatan sesuai dengan zamannya, jika memang kita menginginkan generasi yang mencintai Tuhannya.


Menjadi rendah hati

Tanpa terasa hari Natal segera tiba, ummat Kristiani merayakannya setiap tanggal 25 Desember.
Natal tahun ini tentu berbeda karena ditengah-tengah panasnya suhu politik di Indonesia, ummat Kristen sedang menghayati kelahiran Yesus Kristus yang penuh kasih.

Lahir di sebuah kandang domba berbalutkan kain lampin, dengan tempat makan domba sebagai alasnya, demikian sering digambarkan di dalam drama-drama natal.

Alkitab mencatat bahwa Yesus adalah putra Maria, yang melalui perantaraan Rohul Qudus dapat mengandung bayi Yesus.

Kerendahan hati Bunda Maria yang diuji oleh Allah sungguh menunjukkan betapa kita pun diharapkan mempunyai karakter rendah hati, menerima apa yang sudah ditetapkan Allah.

Kerendahan hati Yesus Kristus sebagai putra Allah yang rela masuk kedalam dunia orang mati untuk menebus dosa dunia. Mengalami kematian fisik untuk kemudian mengalahkannya. Mendatangi maut untuk kemudian merebutnya bagi kita.

Ya bagi kita dan bagi seluruh dunia

Injil Lukas mencatat:

Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat. 

( Lukas 5:32 )

Tension Release Exercises ( TRE ) - bagian ke 2

Ini adalah tulisan kedua saya tentang TRE atau Tension Release Exercises.
Sebuah ilmu baru yang membuat saya sangat-sangat kepo dan skeptis.
Saya mengikuti seminarnya di Hotel Ibis Style Yogyakarta pada bulan Juli 2018.
Keesokan harinya saya langsung ikut Workshopnya yang dipandu langsung oleh Bp. Gobind Vashdev


Dalam tulisan-tulisan di Instagramnya ada banyak manfaat TRE, antaranya merelease emosi-emosi kita tanpa perlu kita melakukan konsultasi atau sharing.



Sungguh sebuah ilmu baru yang sangat cocok untuk mereka yang sibuk, sehingga apa yang dilakukan cukup dengan menjalankan "senam TRE" ( shaking ) secara mandiri maka emosi-emosi negatif terlepas.



Saat mengikuti workshopnya, kami para peserta diminta mengisi formulir yang intinya menanyakan apa yang diharapkan dari Anda mengikuti workshop ini?



Workshop diawali dengan games ringan untuk mengakrabkan kita, serta perkenalan antar sesama peserta workshop.



Lalu dilanjutkan dengan senam pendahuluan TRE yang wajib dilakukan oleh semua peserta.  Gerakan gerakan senamnya mirip dengan Yoga.  Sederhana namun sungguh sebuah stretching yang efektif.



Setelah kami semua selesai mengikuti senam pendahuluan. Maka kami diminta untuk terlentang dan shaking.

Apa yang terjadi, paha dan kaki saya bergetar hebat, namun saya tetap sadar tidak trance. Semua wajar saja karena menggunakan kecerdasan tubuh kita.


Kami peserta melakukan shaking sebanyak tiga kali, masing masing shaking dilakukan selama 15 menit.



Sungguh sebuah pengalaman yang mengesankan. Karena ada beberapa peserta yang trauma-trauma masa lalu nya yang berupa trauma kejiwaan dapat terungkap. Mereka menangis tersedu sedu/ sesenggukan.  Karena secara tidak langsung, shaking ini juga membongkar semua trauma non fisik yang pernah kita alami.



Setelah selesai shaking maka kami semua berkumpul dan membagikan pengalaman kami mengalami shaking. Ada yang belum berasa apa-a[a, ada yang nafasnya jadi lega, ada yang teringat suatu peristiwa di masa lalu yang sebenarnya dia sudah melupakannya.



Saya pribadi merasakan bahwa ketika bersila kaki saya sudah tidak lagi kesemutan, dan telapak kaki kanan yang sakit ketika menapak kini sudah sembuh langsung setelah mengikuti shaking.



Tetapi saya masih skeptis, benarkah saya sembuh atau hanya sugesti belaka. Maka saya menunggu selama beberapa hari dan ternyata rasa sakitnya lenyap dan tidak kambuh lagi.



Dan setelah bergabung dalam group alumni TRE, kami mendapatkan pencerahan pencerahan baru karena teman-teman berserita tentang pengalamannya mengikuti TRE.



Saya terus melakukan Shaking TRE dua hari sekali, masing masing 15 menit.  Gerakannya pun bisa berubah ubah sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kita nggak bisa mereka-reka gerakan shakingnya, sebab tubuh lebih tahu manakah bagian nya yang butuh digetarkan.



Getaran masing-masing orang juga tidak bisa sama, ada yang sampai bergulung-gulung kesana kemari, ada yang menghentak-hentak mengangkat punggungnya, ada yang slow slow saja.  Masing masing sesuai dengan kebutuhannya.



Dan manfaat lain yang saya rasakan adalah dalam hal tingkat emosional yang lebih terkendali dan kebranian mengambil inisiatif dalam berbagai hal lebih meningkat.



Setiap bulan kami mengadakan gathering di Hotel untuk melakukan shaking bersama dan sharing, serta diisi materi materi kesehatan dari Bp. Gobind Vashdev pelatih kami.



Sangat menarik dan bermanfaat.  Siapapun Anda pasti memerlukan TRE ini, jangan tunggu lama-lama, jika Anda berminat bisa cek ke Instagram TRE Indonesia dan pantau di kota mana Seminar dan Workshop TRE akan diadakan.



Mari segera bergabung !

Kinemaster

Belajar bikin video dengan smartphone sungguh mengasyikkan.
Ada banyak hal bisa dilakukan disana
Bisa bikin iklan mini, bikin undangan, bikin wawancara dan sebagainya.

Saya belajar memakai aplikasi gratis yang bagus menurut saya, namanya Kinemaster.
Bisa dipakai di Android dan iOs
Saya sendiri mencobanya di Android

Bisa kasih title, efek, dubbing, musik latar belakang, memotong, menyensor, menambah teks, menyambung adegan, dan banyak lagi.

Sungguh sebuah kesempatan yang baik jika saat itu dalam waktu 5 jam bersama pak Didien dari OMP bisa memahami dengan komperhensip dan cepat.
Terutama fungsi-fungsi pokok aplikasi itu.
Yang lainnya bisa dipelajari sambil jalan.

Thanks Digital Marketing Club
Thanks juga Kampoeng Kopi Sambisari, makan dan suasana gerimisnya oke bingit.

Anda tertarik ?
 ikuti Instagram pak Didien di "ompworkshop"

Artis kawin cerai

Agak sulit menghapus stempel kawin-cerai dari public figure yang namanya Artis

Belakangan pasangan yang ideal tak banyak digosipkan pun juga mengalami badai perceraian. Sementara anaknya juga masih kecil untuk menerima kenyataan orang tuanya berpisah.

TUHAN menciptakan berpasang-pasangan
tetapi manusia lebih suka melepas pasangan.

Kadang mereka larut dalam konfliknya sendiri.
Orang tua takut dikira banyak ikut campur.
Teman juga takut dikira ikut mengatur.

Namun bilamana seorang punya komunitas.
Misal pasutri punya kawan dekat yang seiman dan dapat dipercaya, bertanggung jawab. 
Sebuah tempat dimana mereka bisa mencurahkan problem hidup, tanpa harus saling menghakimi.
Berbagi hidup tanpa saling menggurui.

Betapa indahnya jika solusi bisa sama dicari.
Perpisahan bisa dicegah.
Karena solusi teratasi sebelum mereka meledak menjadi prahara.

Pentingnya komunitas pasangan muda yang diikat dalam lingkaran kepercayaan berdasar iman/agama yang sama.
Supaya mereka punya solusi yang sama dalam menyelesaikan nya menurut aturan agama-nya

Adanya pembimbing senior, alim ulama juga banyak membantu pasangan-pasangan muda melihat problema dengan jernih.

Jika kita mempersalahkan mereka yang bercerai, pertanyaannya adalah :"Apa peran  kita yang sudah dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya perpisahan?"


Hingar bingar

Menjelang pemilihan presiden
lingkungan seakan berwarna
bendera warna-warni
spanduk warna-warni
slogan macam-macam
tetapi sesungguhnya kita enggan berbeda
yang berbeda adalah "musuh"
itulah yang ditanamkan kepada kita

yang berwarna
yang berbeda
sesungguhnya hanya yang nampak di mata
hati kita tertambat pada satu saja

itulah yang nanti terbaca
pada hari yang ditentukan

Konsisten

Konsisten... kata itu

Setiap partai maunya punya kader yang konsisten.
Ajeg memperjuangkan kepentingan partainya.

Ada juga yang konsisten.
tapi untuk hal buruk
yaah hal buruk bisa juga konsisten...
konsisten tidak menghargai karya pemerintah
konsisten menganggap presiden berbohong
konsisten nyinyir terhadap semua hasil pembangunan

konsisten BODOH sebut saja begitu
matanya picik
tak pernah melihat luas
seperti katak terinjak kaki gajah
bukan sekedar tempurung yang masih berbentuk

tapi presiden konsisten
bekerja tanpa prasangka
berjuang melihat peluang
gigih tanpa pamrih

bangsa lain mengakui karyanya

dan apakah tuhan allahmu mengajarkan demikian?

Tenang kembali

Jika semua notifikasi dimatikan
lalu kapan kita mendapat pemberitahuan?

Kecepatan informasi 
Seakan-akan menyukakan kita
Mengetahui lebih awal, rasanya sebuah kenikmatan.

Tapi kita tak lagi bisa tenang
Sebentar-sebentar "ting..."
Ini mendorong jantung lebih sering berdegup

Kita tak lagi tenang
Yang dahulu dikejar-kejar
kini justru mengejar-ngejar

Dan TENANG itu menjadi barang mewah
Kita perlu TENANG kawan...

Apakah kita siap menjadi baru ?


Siapkah kita menjadi baru?


Setiap pagi kita adalah ciptaan baru, dunia baru, tantangan baru, harapan baru. Malam yang panjang saat kita beristirahat seolah memberikan tenaga baru yang akan kita pergunakan keesokan harinya. Sesungguhnya jika kita menjadi baru setiap pagi maka cara pandang kitapun akan baru kembali, ketika cara pandang kita baru maka dunia yang kita lihat juga menjadi baru. Meninggalkan segala yang sudah kita alami di hari yang lalu.  Sesungguhnya demikianlah manusia, jika ia terlalu lama berkutat dengan hal-hal lama maka ia tak lagi segera bergerak maju, ia seumpama tinggal dalam gelapnya malam, menghindari cerahnya pagi setiap hari.

Mengapa begitu sulit manusia melihat setiap hari sebagai hari baru? Yaa karena kita terikat dengan masa lalu kita, pengalaman-pengalaman kita yang tidak demikian mudah kita lupakan.  Masa-masa persiapan Pemilihan Umum 2019 juga dimanfaatkan oleh Capres dan Cawapres untuk memaknai kehidupan baru nya setelah mereka terpilih tetapi tidak lupa juga dengan menghantam lawan dengan “dunia lama” mereka. Saling mengeliminasi dan menjatuhkan, tak ada unsur sinergi sama sekali, inilah letak kekeliruan mengapa kita sulit membangun kebersamaan bangsa.

Mari bertutur lebih positif, lebih produktif untuk mencapai kesejahteraan bersama. Bukan sekedar kemenangan kelompok atau bahkan dengan mengganti ideologi yang belum pasti jaminan dan buktinya.

Teruslah menghina ?


Yang direndahkan tak selalu rendah

Jika kita memperhatikan dua calon Presiden dan wakilnya untuk pemilihan umum tahun 2019, persaingannya benar-benar panas. Namun memang ada salah satu calon yang saya perhatikan lebih suka bersaing dengan cara cara yang konfrontatif, lebih suka diekspose sekalipun kadang-kadang menggunakan cara cara yang tidak elegan. Cara-cara yang merendahkan pihak lain kadang-kadang membuat orang lain menjadi tidak nyaman. Seperti misalnya menyebut tampang Boyolali yang serta merta menuai kritik dari mereka yang lahir di Boyolali. Kemudian wartawan tidak bisa kaya, serta merta membuat wartawan gerah, lalu akhir akhir ini adalah “lulusan SMA paling banter cuma jadi tukang ojek”, yang inipun pasti membuat tukang ojek menjadi bergejolak.

Tetapi diatas semuanya itu marilah saya ajak kita melihat sisi positif dari pernyataan-pernyataan tersebut.  Kita lihat bahwa semua pernyataan merendahkan itu tidak terbukti nyata, hal tersebut nampak dari respon yang begitu santer setelah pernyataan tersebut diluncurkan. Justru terjadi hal hal yang berkebalikan. Bahwa sesungguhnya ada juga tampang Boyolali yang sukses sebagai orang terpandang dan berjabatan, bahwa sesungguhnya ada banyak wartawan yang sukses secara finansial, bahwa sesungguhnya banyak tukang ojek yang menjadi tumpuan hidup keluarganya dan juga sukses, tidak semua tukang ojek hidup sengsara. Bahwa ada dokter yang punya sambilan sebagai tukang ojek itu sungguh sebuah kenyataan yang menohok. Bahwa ada banyak hal positif dimunculkan akibat adanya pernyataan kontroversial tersebut.

So bagaimana? Kalau sudah begini saya bersyukur ada orang yang memancing bawah sadar kita bahwa sebenarnya tak ada yang perlu direndahkan karena sesungguhnya kita duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.  Bangsa kita bangsa yang beradab dan mulia, tentu tak pantas sesama anak bangsa salin merendahkan. Tetaplah berjuang untuk kemajuan Indonesia.

BEGITU DEKAT, BEGITU NYATA


Markus 5:21-43

Entah kebetulan atau tidak dua kejadian ini disajikan didalam sebuah perikop yang sama? Kejadian perempuan yang sakit pendarahan selama 12 tahun dan peristiwa anak yairus yang sakit keras.  Keduanya diungkapkan bersama – sama dalam satu perikop karena mempunyai tujuan yang hendak disampaikan oleh Yesus kepada kita semua.
Beberapa hal menarik tentang keduanya :
  •  Keduanya berkisah tentang orang yang sakit, yang satu adalah wanita yang sakit pendarahan dan yang lainnya adalah anak perempuan dari Yairus seorang kepala rumah ibadat.
  • Si perempuan yang sakit pendarahan datang sendiri di dekat Yesus, sedangkan anak perempuan Yairus tidak datang secara langsung, tetapi hanya Yairus ayahnya yang datang memohon kesembuhan kepada Yesus.
  • Perempuan itu sudah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah menghabiskan harta si perempuan itu untuk mencari kesembuhannya. Yairus rupanya langsung mencari Yesus untuk meminta kesembuah anaknya, ia bukan mendatangi tabib atau penyembuh lainnya terlebih dahulu.
  • Baik perempuan yang sakit pendarahan itu disembuhkan oleh Yesus, demikian pula anak yairus yang sakit bahkan dikatakan sudah mati.
  • Baik perempuan maupun Yairus masing-masing mengemukakan pernyataan iman yang begitu detil. Si perempuan yang sakit pendarahan menyatakan (ayat 18 )“Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh”. Sedangkan Yairus demikian juga, ia mengatakan ( ayat 23 b ) :”letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup”
  •  Uniknya untuk memperoleh kesembuhan mereka, Yesus melakukan/mengijinkan mereka masing-masing melakukan/mengalami seperti yang mereka imani: Perempuan yang sakit pendarahan itu ( ayat 33b ) dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Ia mengakui dengan jujur bahwa telah menyentuh jubah Yesus. Demikian juga dengan anak Yairus yang sakit disembuhkan oleh Yesus dengan jalan ( ayat 41 ) Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya:”Talita kum,” yang berarti “hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah”

Sungguh luar biasa proses kesembuhan yang diterima olEh masing-masing orang. Saya yakin bahwa apa yang hendak dikatakan Yesus kepada kita adalah soal bagaimana seseorang sampai pada sebuah pernyataan iman yang begitu nyata. Bagaimana si perempuan yang sakit begitu yakin bahwa dengan menyentuh jubah-Nya ia akan sembuh, padahal ia belum pernah melakukannya. Darimana timbul keyakinannya yang begitu besar? Bagaimana pula Yairus yang sampai pada sebuah kalimat “letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat…” darimana semuanya itu padahal Yairus belum pernah mengalaminya sebelumya?

Inilah yang menjadi sangat penting kita perhatikan, Yesus tidak mempersoalkan apakah Ia ditemui lebih dahulu atau ditemui kemudian. Penekanannya adalah pada statement iman yang begitu jernih oleh masing-masing orang.

Apakah kita sudah sampai pada ungkapan iman yang jernih dan begitu nyata dalam hidup kita? 

Apakah keimanan kita masih samr-samar dan belum nyata sebagaimana mereka berdua?

Marilah kita semakin dekat dan bertumbuh kearah Kristus agar iman kita semakin nyata didalam-Nya

Apakah Seninmu berbalut sukacita?


Senin ceria
Mas Haryanto
Jajan Pasar

     Hari Senin biasanya menjadi hari super sibuk setelah libur hari Minggu, atau bahkan libur 2 hari bagi yang Sabtunya juga libur.  Tentu ini akan membuat kemalasan-kemalasan tersendiri ketika kita tidak punya motivasi yang tepat saat memasuki hari Senin.

     Memikirkan rencana-rencana kecil untuk mengantisipasi kebosanan yang melanda hari Senin yang mulia.  Misalnya dengan jalan coffee break di lokasi ngopi yang berbeda. Bagi mereka yang tinggal di Jakarta atau kota besar yang sibuk sekali maka ngopi bisa menjadi sebuah alternatif tengah hari yang memberi booster bagi semangat kita.  Bagi saya yang tinggal di Jogja, kota ini relatif adem ayem maka ada banyak pilihan lokasi ngopi sebagai mood booster. Dari memilih lokasi yang bertarif mahasiswa, bernuansa keindahan alam, sampai yang berlatar belakang global seperti Starbucks.

     Cobalah memberi sentuhan berbeda untuk setiap Senin mu, agar ia memberimu kekuatan untuk menuntaskan waktunya dengan penuh keceriaan.

Selamat hari Selasa..!

Tinggal bersama Allah?


Renungan Mazmur 15

Pernahkah Anda menumpang di rumah seseorang? Apakah itu rumah saudara kita atau rumah sahabat kita tentu masing-masing mempunyai aturan yang berbeda-beda. Dari soal meletakkan handuk setelah mandi sampai dimana meletakkan sabun mandi, atau bagaimana menaruh piring sesudah makan. Semua dengan kebijakan tak tertulis yang sudah disepakati oleh anggota rumah tersebut.  Sebagai seorang yang menumpang tentulah kita harus mengerti tata krama saat kita menumpang. Berbeda dengan hotel dimana kita membayar biaya sewanya setiap hari. Ada hal yang perlu kita ketahui yaitu soal aturan internal yang diterapkan disana.

     Saya ingat ketika masa-masa kuliah dimana saya harus menumpang di rumah salah seorang sahabat ibu saya. Sambil kuliah saya membantu sahabat ibu saya tersebut di sebuah warung sembako miliknya. Mulai dari menimbang gula, beras dan sebagainya. Itu sebuah konsekuensi jika kita menumpang, kita harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada.

    Dalam Mazmur 15 ada sebuah pertanyaan penting disana :”Siapakah yang boleh menumpang dalam kemah-Mu?”.  Tentu ada aturan yang ketat disaat kita “menumpang” didalam kemah Tuhan. Tempat tinggal/bersemayam Tuhan. Artinya ada sebuah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk “menumpang” dalam kediaman-Nya. Dan yang lebih penting lagi adalah apakah kita layak tinggal didalam kemah Tuhan. Ini menjadi penting mengingat kekudusan Allah.

      Ayat ke 2 – 5 menjadi jawaban atas pertanyaan diatas, menjadi sebuah syarat bagi mereka yang hendak menumpang di rumah Allah. Ada beberapa syarat yang harus kita penuhi manakala kita berdekatan atau bersekutu dengan Allah. Kita menyesuaikan dan mentaati apa yang Allah lakukan. Berlaku tidak bercela, melakukan keadilan, menyatakan kebenaran dengan segenap hatinya, tidak menyebarkan fitnah, tidak berbuat jahat, tidak menimpakan cela kepada tetangganya, tidak memandang hina orang, memuliakan orang yang takut akan Tuhan, memegang sumpahnya, tidak meminjamkan uangnya dengan riba, tidak menerima suap. Inilah sebagian dari hal-hal yang dikehendaki Allah untuk kita lakukan.

Jadi apakah kita sudah siap menumpang di kemah-Nya?

Selamat merenungkan

Dipulihkan dari kebebalan

Mazmur 14


Renungan Mazmur 14

Mazmur ini diawali dengan perkataan atau pendapat orang bebal tentang Allah. Siapa orang bebal itu?  Amsal mengatakan bahwa “Seperti anjing kembali ke muntahannya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya – Amsal 26:11”.  Amsal memberikan gambaran bahwa orang bebal adalah orang yang tidak mendengarkan orang lain, ia berbalik pada sesuatu -pasti yang buruk, digambarkan dengan muntahan- yang seharusnya ia tinggalkan. Bisa perbuatan, sikap, hal-hal yang harus ditinggalkan tetapi justru diulanginya untuk dilakukan kembali.  Lantas bagaimana mungkin seorang bebal punya pendapat tentang Allah yang Maha Agung dan Maha Suci? Sudah barang tentu pendapatnya akan nyinyir. Pemazmur mengatakan bahwa orang bebal perbuatannya busuk dan jijik, tidak ada yang berbuat baik.
Kontras dengan ayat yang pertama dari mazmur ini adalah ayat yang kedua. Seolah Allah ingin membuktikan apa yang dikatakan oleh si bebal dengan kalimat “Tidak ada Allah”.  Allah memandang ke bawah dari surga, dari tempat kudus-Nya ia memandang ke  bawah untuk memastikan benarkah sudah tidak ada lagi yang berbuat baik? Tetapi perkataan “memandang” itu menyatakan bahwa “Allah ada”, tidak seperti si bebal menyatakan di ayat yang 1.
Ayat ke 3 memberi penekanan lebih kepada ayat 1 dan 2, memberi kesimpulan bahwa memang benar semua telah menyeleweng dan bejat, tidak ada yang berbuat baik seorang pun tidak
Allah tetap optimis bahwa ada angkatan yang benar yang akan disertai-Nya, ayat 5b dengan jelas menyatakan “sebab Allah menyertai angkatan yang benar.”
Mazmur ini memberikan penghiburan bagi kita di tengah-tengah dunia yang jahat, penuh dengan orang bebal tetapi sekalipun demikian Allah tetap menyertai orang-orang benar. Ada angkatan yang disertai oleh-Nya ditengah tengah kebebalan yang melanda dunia. Harapan selalu diberitakan kepada mereka yang berharap kepada kasih-Nya. “Apabila TUHAN memulihkan keadaan umat-Nya, maka Yakub akan bersorak-sorak, Israel akan bersukacita” Kata kuncinya adalah pemulihan yang dilakukan Allah terhadap umatnya.
Apakah kita juga menghendaki pemulihan oleh Allah, jauh dari kebebalan, jauh dari kejahatan. Kiranya ini mengingatkan semua akan Kasih Tuhan Yesus Kristus yang datang untuk keselamatan seluruh dunia.

Selamat merenung

Dekat dengan Allah


Mazmur 13

Doa Kepercayaan
Judul yang ditaruh pada Mazmur ini adalah Doa Kepercayaan namun 2 ayat di dalamnya selalu diawali dengan kata tanya yang justru membuat pembaca bertanya tanya, apakah tidak berlawanan judul dengan kalimat-kalimat didalamnya?  Yang saya maksudkan adalah dalam ayat 2, Berapa lama lagi Tuhan … dan juga dalam ayat 3, berapa lama lagi aku harus …… mari perhatikan bersama bukankah sepintas kita melihat pemazmur mempertanyakan sesuatu hal kepada Tuhan. Tuhan dianggap melupakan, dianggap menyembunyikan diri. Tuhan dianggap tidak memberi penghiburan karena pemazmur merasa tetap kuatir dan bersedih.  Sampai disana mungkin kita masih melihat hal-hal yang berlawanan.
Tetapi didalam ayat 4 dan 5 pemazmur sepertinya memperoleh jawaban dalam doanya. Ia memperoleh pandangan dan pencerahan sebagaimana yang tertulis didalam ayat 4 dan 5. Kalau boleh saya katakan bahwa ayat 4,5 adalah kalimat -kalimat permohonan yang lebih tajam dan jelas tujuannya.  Sedangkan ayat 2 dan 3 adalah kalimat yang menunjukkan realitas yang dihadapi pemazmur dalam kesesakannya.
Ungkapan hati pemazmur menunjukkan betapa dekatnya dia dengan Allah, ada kebebasan namun dengan tetap menghormati Tuhan saat dia mengungkapkan isi hatinya melalui doa. Seperti kedekatan ayah dan anak ketika anaknya memohon nasihat dan petunjuk kepada ayahnya. Tanpa kedekatan kita tak pernah menjadi terbuka dihadapan Allah. Tanpa relasi yang dibangun terus menerus dan intim kita tak mingkin membuka diri kita sedemikian rupa dihadapan-Nya sekalipun Allah tahu apa yang sebenarnya sedang kita hadapi.
Tetapi inilah kuncinya yang terdapat di dalam ayat ke 6. Sungguh sesuatu yang sangat melegakan.  Lihatlah kalimat yang ada disana :”Tetapi aku, kepada kasi setia-Mu aku percaya”  Sungguh penyerahan total pemazmur kepada Allah-Nya. Tidak ada jawaban yang ia harapkan dari doanya. Namun hanya keberserahan yang ia lakukan. Seolah-olah ayat 6 ini dia peroleh setelah Tuhan menjawab dalam diam. Kadang Tuhan menjawab doa-doa kita dalam diam, namun sejatinya itulah jawaban-Nya. Ia membiarkan kasih karunia-Nya bekerja dalam diri kita dengan memberikan jawaban yang akan bisa kita pahami dengan sendirinya tanpa secara verbal memberi petunjuk khas.  Ada sukacita yang diungkapkan pemazmur disana “hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu.” Dan pada akhirnya hanya kemuliaan Tuhan saja yang dipuji, “aku mau menyanyi untuk Tuhan …”
Bagaimana dengan kehidupan doa kita? Mari kita melihat bagaimana teladan Pemazmur dalam mengungkapkan isi hatinya:
  • ·         Terhubung dekat dengan Tuhan sehingga mampu membuka isi hati kita.
  • ·         Tidak menantikan jawaban verbal dari doa, kadang-kadang Allah menjawab dalam diam.
  • ·         Segala jawaban doa kita itu hanyalah kasih karunia-Nya saja.
  • ·         Semua jawaban doa doa kita adalah untuk kemuliaan Tuhan saja.

Selamat merenung


Refleksi badai Jebi untuk kita


Pagi tadi saya bangun jam 05.00, itupun saya sudah menganggapnya kesiangan dan sedikti membuat saya terkejut. Namun yang lebih membuat saya termangu adalah ketika melihat berita dari twitter bahwa Jepang baru saja diguncang Gempa, tepatnya di Sapporo.  Betapa badai Jebi yang merusak masih sedemikian terasa dampaknya di Jepang. Bada Jebi yang berkekuatan ratusan km per jam menghantam laut sehingga menimbulkan banjir dan korban jiwa serta materi.
                Membayangkan yang terjadi disana, pikiran saya tak bisa tenang seharian.  Betapa dahsyatnya amukan alam atas Jepang. Dikatakan dalam berita bahwa sebagian Jepang lumpuh.  Negara yang begitu maju namun kerapkali dihantam bencana, gempa bumi seperti menjadi langganan. Juga tidak ketinggalan badai.  Mereka sepertinya sudah menganggap hal yang “biasa”. Dan akan segera bangkit kembali untuk melanjutkan hidup mereka. 
                Saya tidak pernah minta ini terjadi di Indonesia, amit amit.  Semoga mereka diberikan kekuatan.  Saya menilai bahwa bangsa yang sering dihantam bencana tentu mempunyai kesiapan terhadap terjadinya bencana, rasa penyerahan yang tinggi, bersahabat dengan alam, toleransi dengan sesama rakyat tentu akan lebih baik karena merasakan penderitaan yang sama.
                Mereka tidak saling mempersalahkan, apalagi mengklaim itu sebagai azab Tuhan. Mungkin itulah yang harus kita simak baik baik. jangan sedikit-sedikit menganggap bahwa Tuhan menghukum karena ini dan itu. Kita tidak pernah tahu logika Kemaha Kuasaan Tuhan pemilik semesta. Jangan terlalu mudah "menghakimi" Tuhan, pastilah dia menghukum dan sebagainya. 
               Tidak layak saya membandingkan rakyat negeri ini dengan Jepang. Kultur dan budayanya tidak sama, kita sama sama manusia namun berbeda dalam cara hidup dan kebiasaan hidup.
Melihat hal itu betapa kita bersyukur dikaruniai alam yang indah dan kaya, namun hanya karena kepentingan segelintir orang maka bangsa ini hendak dicabik cabik persatuannya. Sebaiknya kita ber refleksi dari kejadian bencana di Jepang

Cetaklah hasil fotomu

West Lake hangzhou China ( Haryanto )

Saat memotret dengan handphone, pastikan bahwa setelan kualitas foto/gambar ada dalam pilihan yang MAKSIMAL. Misal setelan yang FINE. Jangan pernah terlampau saying dengan memori Anda jika untuk menghasilkan gambar dengan lebih baik.  Ada keuntungan ketika kita melakukan setelan maksimal yaitu ketika kita harus melakukan cropping maka kualitas gambar akan teta terjaga ketajamannya. Sedang jika kita hanya melakukan setelan yang minimal karena saying dengan kapasitas memori kita maka saat hendak meng cropping gambar akan terjadi penurunan kualitas yang terasa.

Kebanyakan pemotret dengan handphone hanya mengupload gambar nya di media social seperti Instagram, path atau Facebook.  Mereka jarang mencetak nya ke kertas foto.  Sesekali cetaklah hasil foto ke kertas foto. Meskipun kita hanya mencetak foto pada ukuran yang kecil ( 4R atau 5 R ) namun ada sesuatu yang memuaskan karena kita akan menikmatinya setiap kita melihatnya dengan lebih mudah. Misalnya saja foto itu diletakkan di meja kerja atau digantung di ruang tamu dalam deretan pigura pigura cantik untuk foto foto Anda lainnya. 

Ada hal yang sekarang dilupakan oleh generasi jaman now untuk mencetak foto foto yang sudah dihasilkannya.  Cobalah mulai mencetak beberapa foto yang kalian anggap paling bagus.

Selamat mencoba
 *) Foto diatas, saya potret saat diatas boat yang melalui danau West lake di hangzhou. Karena boat bergerak gerak maka saya melakukan cropping untuk hasil yang tersaji.  Kemudian saya memprosesnya dengan bantuan aplikasi snapseed agar hasil lebih enak dipandang dan detil lebih muncul. tentu masih dengan Zenfone 3 Asus.

Asyiknya memotret dengan kamera handphone


Pasar malam di Sambirejo - Sragen ( Haryanto )
Saya belajar memotret menggunakan kamera digital SLR, kemudian berkembang dengan memakai kamera Mirrorless. Tetapi sebenarnya yang perlu menjadi perhatian bagi penikmat foto lebih banyak kepada hasil fotonya, entah bagaimanapun jenis kameranya atau bagaimanapun Teknik yang dilakukan fotografer.  Penikmat foto juga tidak terlalu peduli dengan merk kamera, seri kamera dan sebagainya. Mata dan hati sebagai sensor utama penikmat foto, itulah yang akan membuat sebuah persepsi pada otak manusia agar mengapresiasi hasil sebuah foto.

Namun bila dari segi kepraktisan, saya pun suka mencoba dengan memakai kamrea handphone, dimana sekarang hampir setiap handphone ada kameranya, bahkan kamera belakang ( rear ) maupun kamera depan ( front ) yang banyak digunakan untuk ber swa foto ( selfie )

Dengan handphone saya lebih mudah mengambil moment yang mendadak tanpa harus susah susah mensetting kamera terlebih dahulu. Persiapan relatif lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan kamera SLR atau kamera pocket. Terutama untuk moment yang membutuhkan kecepatan, karena segera berlalunya moment tersebut. Selain lebih mudah disiapkan maka ukuran Handphone lebih kecil dari SLR sehingga jika dipakai memotret Human interest juga lebih tidak mengganggu obyek yang akan kita foto. Namun memang dengan keterbatasan zoom sehingga saya harus lebih dekat kepada obyek disbanding melakukan dengan lensa tele.

Saat ini saya memakai Zenfone 3, sebuah handphone dengan fasilitas kamera yang bisa di setel manual. Ini sangat saya sukai karena saya bisa menghasilkan gambar sesuai dengan keinginan saya. Tidak setiap frame ingin saya foto dengan hasil sesuai dengan kondisi aslinya. Adakalanya siang benderang kita ingin menghasilkan warna yang lebih sejuk, maka saya bisa melakukan perubahan pada White Balance secara manual agar foto yang dihasilkan lebih sejuk/lebih hangat. Lain pula jika saya ingin menghasilkan foto yang dapat merekam gerakan lambat, maka dengan mudah saya akan melakukan penyetelan pada kecepatan ( speed ) pada kamera Handphone tersebut.

Pendek kata dengan manual sistem yang tersedia di kamera handphone ini membuat kita bebas melakukan kreatifitas foto.

Selamat mencoba

*) catatan: Foto diatas saya ambil dengan memakai Zenfone 3, mode manual. Gerakan komidi putar terlihat dalam pengambilan gambar lambat ( slow speed ), Akan menimbulkan kesan/efek bahwa komidi putar tersebut sedang berputar. Hal ini membuat gambar lebih menarik karena lebih dinamis, tidak beku ( freeze ). Dengan teknik sederhana akan membuat gambar menjadi berbeda. 
Selamat berkarya...

Tension and Trauma Release Exercises

Namanya asing di telinga saya, pikiran saya adalah pada sebuah gerakan senam atau apalah.  Maklum saya melihat kata exercises disana. Hal kedua yang menarik adalah adanya Seminar tentang TRE tersebut di Kota Yogyakarta. Apalagi yang memimpin adalah Gobind Vashdev seorang penulis yang sangat saya sukai dari buku Pertamanya yaitu Happiness Inside.  Buku yang sangat mencerahkan saya.
Kali ini Gobind membawakan sebuah seminar yang sangat menarik. Seminar ini terkait dengan Trauma dan bagaimana penyembuhannya, metode ini sangat menarik karena berdasarkan pada sebuah pemahaman bahwa Tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri.
Penjelasan disertai prakteknya sangat memadai dan menariknya pada hari Minggu 15 Juli 2018 di Hotel Ibis Style akan dilakukan workshop TRE dimana peserta akan diajarkan bagaimana melakukan latihan sehingga tubuh sesuai dengan prioritasnya akan menyembuhkan dirinya sendiri.
Penjelasannya panjang lebar disertai joke joke menarik.
Setiap peserta seminar memperoleh buku " Tension & Trauma Releasing Execises" tulisan penemunya sendiri yaitu Dr. David Berceli.
Besok Minggu saya akan buktikan apakah yang diajarkan akan terbukti

Memakai XL di luar negeri


Xl  pass
Memakai XL di China, Beijing, Shanghai, Hangzhou, Suzhou.

Bagaimana cara memakai XL Indonesia ketika di China?

Apakah nomor kita tetap bisa dipakai di luar negeri?

Pertanyaan-pertanyaan itu bisa muncul pada orang-orang yang hendak traveling ke luar negeri. Dimana mereka masih ingin terus berhubungan baik melalui telepon atau media sosial dengan teman-teman dan handai taulan atau bisnisnya selama berada di Luar Negeri.

Tulisan ini saya tujukan kepada orang Indonesia yang memiliki Nomor XL dan hendak bepergian ke China tetap dengan memakai Kartu XL nya.
Jika pembaca ingin pergi ke China melalui kota kota tersebut, maka pembaca bisa tetap terhubung ( menelepon, ditelepon ) dengan rekan rekan melalui noor XL yang dimilikinya. Selain komunikasi suara, maka pembaca juga tetap bisa terhubung dengan Whatsapp, facebook, Instagram dengan nyaman. Secara pembaca banyak yang ingin eksis dengan mengunggah foto foto lokasi, makanan, performance art dan sebagainya tetap lancar.
Tidak perlu ganti nomor dan ganti HP, tetap bawa HP kalian sampai ke Negeri China dan nikmati layanan XL tanpa henti sepanjang hari dengan tarip ekonomis.
Hal yang harus dilakukan adalah dengan:
  • 1.       Membeli menu Roaming melalui aplikasi MyXL. Unduh terlebih dahulu aplikasi My XL di HP.
  • 2.       Membeli paket Roaming ( XL PASS )melalui aplikasi My Xl. Ada banyak pilihan disana: paket 30 hari, paket 7 hari, paket 3 hari, paket 1 hari. Sesuaikanlah dengan waktu kalian berada di China. Sebagai contoh saya membeli paket Roaming XL Pass 7 hari sebesar Rp. 200.000
  • 3.       Membeli paket untuk kebutuhan bicara dan internet, misalnya saja membeli paket Extra Combo 10GB + 10GB seharga Rp. 89.000 dengan masa aktif 30 hari
  • 4.       Pembelian XL PASS dan Xtra Combo dilakukan saat masih berada di Indonesia. Misalnya kalian berangkat dengan penerbangan jam 24.00 maka aktifkanlah XL pass dan xtra Combo sebelum jam tersebut.
  • 5.       Sebenarnya XL pass ini nerlaku untuk berbagai negara di Asia dan Australia, Eropa, Afrika khusus China bekerja sama dengan China Mobile.
  • 6.       Pastikan lagi bahwa HP kalian mendukung layanan 4G LTE, jadi handphone 3G tidak bisa menerima layanan ini.
  • 7.       Sesampai di negara tujuan, restart lah HP kalian dan tunggu sampai sinyal Roaming terhubung dan kalian siap ONLINE lagi sepanjang hari.   
   Semoga tulisan ini semakin membuat pembaca lebih jelas dan menjadi paham bagaimana mempersiapkan diri jika hendak memakai HP dan nomor XL di luar negeri.

Lebih lanjut silakan kunjungi link di bawah ini:

https://www.xl.co.id/id/for-you/mobile/prepaid/package-detail/Roaming/xl-pass                                                                                      







Buku : Belajar dari LIFE by DESIGN


Buku terbitan PT Gramedia Pustaka Utama ini ditulis berdasarkan Pidato Steve Jobs di hadapan mahasiswa  Stanford University angkatan ke-114 tanggal 12 Juni 2005. Tetapi pidato sambutan tersebut sangat terkenal sehingga saat ini sebab berisi pokok pokok pikiran Jobs yang indah.  Pokok pokok pikiran yang memberi pencerahan kepada kita tentang Kehidupan, cinta dan kematian.
Di buku tersebut diceritakan sejarah singkat tentang bagaimana kehidupan Jobs semenjak masih kecil sampai kematiannya. Momen momen berharganya dituliskan menjadi paparan ayng indah melengkapi pokok-pokok pikiran dalam rangkaian Pidato Sambutannya.

Mari kita lihat isi bukunya supaya pembaca mempunyai gambaran kasar:

Daftar isi
Ucapan terima kasih
Pengantar
Tiga cerita Steve Jobs
Catatan bagi Pembaca

CERITA PERTAMA Menghubungkan Titik-titik
Cita - cita setinggi langit
Raihlah hati
Olah Rasa Ingin Tahumu
Berpikirlaj Seperti Seniman
Berpikirlah Besar, tapi Mulailah Kecil
Percayalah Proses Kehidupan

CERITA KEDUA Cinta dan Kehilangan
Temukan Apa yang Kamu Cintai
Bekerja Keraslah
Carilah Visi Bersama
Dapatkan Kembali Fokus
Memulai Lagi
Tetaplah Yakin
Jangan Kehilangan Muka
Sediakan Waktu untuk Cinta
Ciptakan Produk Hebat
Jangan Jadi Mapan
Beri Waktu untuk Anak-anak

CERITA KETIGA Kematian
Memento Mori
Jalani Hidup, Terima Kematian
Hadapilah Kenyataan Situasi
Rangkul Idealisme
Tetaplah Lapar, Tetaplah Bodoh
Satu Lagi .. Melepas Pergi
Menghubungkan Titik-titik dalam Kehidupan Steve Jobs
Buku-bukuMengenai Steve Jobs dan Apple

Bagaimana pembaca? Apakah Anda tertarik
Saya yakin Anda akan sangat termotivasi setelah membaca keseluruhan buku ini.  Sungguh sangat menggembirakan bisa membaca pokok pikiran orang besar seperti Jobs


Renungan 5 Juni 2018

dan apa yang mereka takuti janganlah kamu takuti dan janganlah gentar melihatnya. Tetapi TUHAN semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus, kepada-Nyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus kamu gentar.

( Kitab Nabi Yesaya 8: 12b - 13 )

Bahkan seorang Nabi sekelas Yesaya pun tetap memiliki ketakutan, namun didalam persembunyiannya TUHAN menguatkan dengan Firman-Nya. Tuhan juga meneguhkan kita saat ini didalam kondisi politik yang panas, kiranya Firman Tuhan ini menjadi pedoman bagi kita.
Bahwa hidup kita harus dipusatkan kepada Dia yang telah memberi keselamatan.

Lupa hari

rangkaian hari
Seringkali saya lupa dengan tanggal, misalnya saya sedang bertransaksi di sebuah bank. Setiap mengisi formulir di bank maka selalu diminta untuk menuliskan tanggal transaksinya dan kadang-kadang saya lupa dan harus melihat di kalender meja bank tersebut. Entah mengapa hal ini berbeda dengan saat kita sedang sekolah atau kuliah. Seolah kita begitu hapal dengan hari dan tanggal, kapan harus mengembalikan buku ke perpustakaan, kapan harus KRS, kapan harus mengecek kiriman uang dari ortu.  Hari-hari sangat sangat menarik dan bervariasi, seringkali anak-anak menghitung mundur hari sekolahnya sampai kepada hari libur atau rangkaian hari libur yang mungkin hanya 2 hari saja. Namun mereka merasa bahwa hari harinya begitu berwarna dan begitu panjang.
Setelah memasuki dunia kerja, dunia berkeluarga maka nama nama hari dan tanggal seolah olah luntur semua. Dalam ingatan yang ada hanya 2 jenis hari saja yaitu hari bekerja dan hari libur. Tak peduli apakah itu Senin , Rabu atau Sabtu maka saya akan melihat itu hari yang sama, pekerjaan yang sama, kegiatan yang sama, masalah yang kurang lebih sama. Sedangkan Minggu memperoleh penghargaan tersendiri karena selalu diingat liburnya. Betapa hari sabtu atau jumat menjadi hari yang ditunggu untuk segera dilewatkan karena akan menuju Minggu.
Dan tanpa dihitung pun kita sudah berada hampir di penghujung Bulan januari 2018. Rasa rasanya 1 januari baru saja kita rayakan, hingar bingar malam tutup Tahun 2017 masih terngiang jelas ditelinga, terangnya sinar dari kembang api dan petasan yang membakar langit masih jelas terekam dipelupuk mata. Kini tinggal sedikit hari lagi sudah harus kita tinggalkan untuk memasuki Bulan ke 2 di tahun 2018.
Lalu kita teringat dengan resolusi-resolusi yang sudah kita buat di awal tahun. Benarkah sampai saat ini sudah mulai kita kerjakan meski sedikit. Pepatah Cina mengatakan seribu langkah selalu dimulai dari langkah pertama.

Selamat malam dan selamat merenung.

Herbal untuk mengatasi darah kental


Suatu pagi ketika saya pergi ke Bank BCA Sudirman Yogyakarta, saya melihat sebuah produk kesehatan sedang ditawarkan di sebuah booth.  Tidak seperti biasanya sebuah Bank mengijinkan seseorang menjual produknya.  Saya pun tertarik untuk sekedar melihat x-bannernya, ternyata menjual semacam the yang bias mengatasi penyakit atau gejala kekentalan darah.  Mengingat saya mempunyai kecenderungan kolesterol tinggi, maka saya memberanikan bertanya mengenai produk tersebut.
Ternyata saya justru ditawari untuk melakukan pemeriksaan darah gratis untuk melihat perbandingan antara sebelum mengkosumsi teh itu dan setelahnya.  Karena terdorong rasa ingin tahu yang besar maka saya menyerahkan setetes darah saya untuk diperiksa dibawah mikroskop yang tersedia.  Hasilnya membuat saya kaget karena menurut si penjual bahwa darah saya kental serius. Beliau menunjukkan contoh hasil foto mikroskop dara kental yang lain. Butiran butiran darah seolah tidak mau bergerak dan lengket antara satu dengan yang lainnya.  Lalu setelah itu saya diberi minum Teh tersebut, sekitar 30 menit diperiksalah darah saya. Sungguh hasil yang mengejutkan karena dengan proses secepat itu butiran butiran darah saya sudah tidak lengket kembali dan bergerak bebas kesana kemari. Ini sungguh sebuah hasil yang sangat mengejutkan saya. Surprised.  Rasa yang saya dapatkan adalah kehangatan yang menjalar dari leher ke kepala secara perlahan lahan. Sepertinya ada kelancaran peredaran darah yang sedang diperbaiki. Jadilah saya membeli produk tersebut dan mengkonsumsinya secara teratur selama seminggu berturut turut sesuai dengan ketentuan. Dan sungguh yang saya rasakan adalah tubuh yang lebih segar dan tidak mudah Lelah dan ngantuk.  Suatu saat saya bertemu lagi dengan sang penjual yang sedang ber demo di bank dengan lokasi lain dan saya di tes lagi darahnya, ternyata darah saya tetap encer setelah sekian lamanya.  Saya kemudian selanjutnya mengkonsumsinya seminggu dua kali setiap Senin dan Kamis saja.
Cara meraciknya pun sangat mudah sebab dalam bentuk serbuk halus. Tuangkan kedalam cangkir lalu seduh dengan air panas dan diamkan sejenak sampai ampas mengendap lalu minumlah airnya saja setelah makan. Sisa ampas bias diseduh lagi satu kali untuk kembali diminum di malam hari.
Nama produk tersebut adalah :  Gouzi Cha

Dan saya pun menjualnya untuk menolong teman teman yang memiliki keluhan yang sama. Ternyata ada banyak keluhan bisa diatasi dengan teh Herbal ini. Silakan Whatsapp saya jika memerlukan produk ini 087838954800
( image source : Fansindo official site )

Lakukanlah dengan segenap hatimu


Pagi tadi saya iseng masuk ke Youtube, ternyata dari trend yang direkomendasikan adalah Indonesia Idol. Sebuah ajang pencarian bakat untuk calon calon penyanyi. Saya mencoba menonton beberapa proses audisi dan sungguh bahwa anak anak sekarang generasi now ini sungguh luar biasa.  Bahkan sudah ada yang punya channel sendiri di Youtube dan di view oleh banyak orang videonya. Betapa menakjubkan. Tetapi saya yakin bahwa usaha yang mereka lakukan tentu sangat besar. Tidak ada sesuatu keberhasilan yang hanya diperoleh dengan bersantai-santai tanpa kucuran keringat, bias jadi juga dengan biaya biaya yang besar. Yah tetapi itulah namanya usaha. Keseriusan kita dalam berusaha jugakadang kadang tidak seimbang dengan hasil yang diperoleh. Usahanya sudah jungkir balik tetapi hasilnya nihil atau hasilnya minim. Sudah barang tentu kita tidak boleh mudah berpatah arang.
Saya teringat suatu ayat di Kitab Pengkhotbah. Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati. ( Pengkhotbah 9:10 ) Sekali kita bekerja maka bekerjalah dengan serius, Pengkhotbah mengatakannya dengan “sekuat tenaga” dalam terjemahan NIV dikatakan “with all your might”.  Tuhan tak ingin kita melakukan setengah-setengah, layanilah Tuhan mu dengan segenap hatimu. “kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”

Apakah kita sudah melakukan pekerjaan kita dengan seluruh kekuatan kita dan didasari atas cinta kepada Tuhan?

Makan roti saja tidak cukup?

Sudah 4 bulan ini saya memelihara ikan, hanya ikan ikan sederhana semacam Komet. Inipun hanya untuk memenuhi kolam yang sudah dibuat dibelakang rumah. lalu tambahlah pekerjaan saya yaitu untuk memberi makan ikan, menguras kolam dan sebagainya. Terutama memberi makan ikan yang harus saya lakukan agar ikan ikan tersebut tetap hidup dan bertumbuh, sedangkan menguras kolam bias dilakukan dalam jangka waktu yang lebih Panjang. Tetapi memberi makan kan adalah setiap hari, jadi saya harus tidak boleh lupa jika ingin ikan ikan tersebut tetap hidup dan bertumbuh.
Suatu saat ketika saya berlibur di Tangalooma Island Australia, di resort itu ada sebuah acara memberi makan ikan Dolphin. Jadi setiap sore ada acara memberi makan ikan Dolphin dengan ikan ikan kecil yang sudah disediakan, lokasinya adalah di pantai dan pada saat sore hari menjelang matahari tenggelam. Meskipun udara berdesir dingin namun banyak wisatawan rela mengantri untuk merasakan sebuah pengalaman langka dan tentunya juga harus membayar sejumlah dolar kepada penyelenggara.

Saya kemudian teringat bahwa ketika kita rela memberi waktu untuk memberi makan hewan peliharaan kita, entah itu ikan atau anjing, kura kura, kucing dan sebagainya. Atau bahkan harus membayar sejumlah uang untuk merasakan pengalaman memberi makan, sesungguhnya kita pun juga harus ingat untuk memberi makan diri kita sendiri. Yang saya maksudkan bukan makanan jasmani seperti biasanya, kalau itu saja tentu kita tidak pernah lupa melakukannya setiap hari. Tetapi justru makanan rohani yang sering kita lupakan. Melakukan waktu teduh setiap hari agar rohani kita bertumbuh dan semakin dewasa tetap harus kita lakukan. Sering waktu teduh ini tergeser dengan acara acara yang lebih bersifat duniawi, sehingga kita bias melupakan untuk bercakap cakap dengan Allah setiap hari.

Yesus pernah menghardik Iblis yang mencobaiNya dengan mengutip satu ayat :”Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” ( Matius 4:4 )
Firman ini juga berbicara kepada kita agar kita mengingat bahwa hidup kita bukan hanya tergantung pada makanan jasmani semacam roti atau nasi saja. Tetapi relasi dan keintiman kita dengan Allah yang diwujudkan dengan membaca firmanNya akan membuat kita hidup.

Selamat merenungkan.