Markus
5:1-20
Kita
sudah sering mendengar kisah Yesus mengusir roh jahat di Gerasa.
Kisahnya
dimulai semenjak Yesus meninggalkan Kapernaum
untuk menyeberang danau Galilea menuju ke daerah Gerasa. Dimana di Gerasa
terdapat seseorang/ dua orang yang kerasukan roh jahat. Yesus dengan satu
tujuan ke Gerasa memang akan mengusir roh jahat di orang yang tinggal di
pekuburan di daerah Gerasa. Kita ketahui bersama bahwa kuburan di Gerasa masih
berbentuk gua gua yang berada di bukit-bukit. Di lokasi itulah orang ini
berkeliaran, tak seorangpun mampu mengendalikan dia, bahkan rantai-rantai
pengikatpun dipatahkannya.
Dari
buku yang pernah saya baca menyatakan bahwa Roh Jahat sudah menghadang Yesus,
pada saat di danau Galilea mengalami angin yang mengombang ambingkan perahuNya
beserta para murid. Tetapi Yesus dan para murid tetap selamat sampai kepada
tempat yang mereka tuju. Daerah Gerasa bukan daerah untuk ampiran Yesus tetapi
memang Dia hanya kesana. ( Lihat Mark 5:21 menunjukkan bahwa Yesus kembali dari
pelayananNya di Gerasa menuju ke Kapernaum )
Sesampai
di Gerasa Yesus “disambut” oleh orang yang kerasukan yang meminta agar Yesus
tidak mengusir roh-roh keluar dari daerah tersebut. Akhirnya Yesus memasukkan
roh roh kedalam sekawanan babi yang kemudian masuk terjun ke dalam danau dan
mati semua.
Gemparlah
orang-orang Gerasa karena ada peristiwa tersebut. Yang membuat mereka terkejut
karena selama ini tidak ada orang yang mampu mengendalikan/mengusir roh jahat
dari orang ini. Namun Yesus mampu melakukannya, namun karena mereka memandang
bahwa Yesus merugikan mereka karena akibat pengusiran tersebut banyak hewan
babi yang mungkin menjadi hewan dagangan menjadi mati. Sehingga mengalami
kerugian finansial yang banyak. ( Ayat 17: mereka mendesak Yesus agar keluar
dari daerah tersebut.
Orang
yang sudah disembuhkan oleh Yesus ini pun karena rasa terimakasihnya ingin
mengikuti Yesus. Namun Yesus melarangnya. Dia memerintahkan orang ini agar
kembali ke kampungnya dan rumahnya untuk menceritakan “Apa yang telah diperbuat
Allah untuknya”
Beberapa
hal menarik yang dapat diambil dari kisah ini antara nya :
1. Yesus begitu mengasihi setiap jiwa
manusia. Jiwa manusia begitu berharga dihadapanNya. Jiwa manusia lebih berharga
dari sekedar sekawanan babi yang mati. Yesus mengasihinya dengan segenap
kekuatanNya. Dari jarak yang jauh Dia mendatangi Gerasa hanya untuk
menyelamatkan 1 orang saja. Bagaimana sikap kita menghadapi seorang
peserta pemuridan, apakah kita sudah melihat mereka seperti Yesus juga sudah
mengasihi orang kerasukan tersebut. Bahkan Yesus tidak mengenal secara pribadi
orang tersebut. Orang itu orang yang tersisihkan, ia hanya tinggal di kuburan
sudah tidak bergaul lagi dengan manusia normal. Hidupnya dikuasai oleh iblis.
Kita jauh lebih mengenal peserta kita, apakah kita sudah mengasihinya?
2. Kasih itu betul betul
diperjuangkan. Yesus untuk menempuh
jalan menuju Gerasa harus melalui danau Galilea yang pada saat itu diamuk oleh
taifan besar. Para murid khawatir, ini menunjukkan betapa angin yang mengamuk
pada saat itu sudah melampaui batas ketakutan para murid yang mayoritas adalah
Nelayan. Nelayan sudah terbiasa dengan kondisi cuaca laut, sekalipun demikian
mereka masih saja takut. Dari itu kita dapat melihat bahwa untuk mengasihi 1
orang yesus melakukan sebuah tindakan yang melalui hambatan ( dalam hal ini
ditunjukkan sebagai angin taufan yang mengamuk ). Apakah saat kita mengasihi seseorang atau peserta kita, kita sudah
berjuang untuk nya? Mengasihi kadang hanya mudah dikatakan namun sulit untuk
dilakukan, apalagi untuk orang-orang yang menjengkelkan. Tetapi lihatlah Yesus
yang dari tempat yang jauh hanya menyelamatkan satu jiwa saja. Kasih yang
diberikannya bukan tanpa halangan. Iblis tidak suka ketika ada orang-orang yang
hendak memperoleh keselamatan dari Allah. Apakah kita juga pernah mengalami
hal-hal tersebut. Ketika kita hendak melakukan tindakan kasih, kita mengalami
hambatan, kita dihalangi oleh hal-hal yang seolah olah itu menguntungkan diri
sendiri saja. Tetapi kita lupa bahwa mengasihi
Tuhan juga memuliakan nama-Nya. Itu adalah buah Roh kita ( lihat Galatia
5:22 )
3. Orang-orang yang telah menerima kasih
Allah akan membagikannya. Cukup dengan menceritakan kasihNya. Menceritakan
bagaimana Allah berbuat untuk kita. Memberikan pemahaman sederhana ini untuk
para peserta akan membuat mereka memandang bahwa mereka tidak selamanya akan
menjadi pendengar saja, menjadi peserta saja. Ada waktunya mereka melipatganda,
mereka akan kembali menceritakan kasih yang diterimanya saat ini kepada orang
lain. Ini kadang-kadang yang luma kita lihat dan rencanakan. Dalam melakukan
pembimbingan, bayangkanlah bahwa peserta kita kelak duduk di kursi kita dan
menceritakan Kasih Tuhan kepada orang lain. Jangan kita berpendapat bahwa sudah
cukup kita menjadi pembimbing atas mereka. Tanpa punya rencana jangka panjang
bahwa kelak merekapun akan membimbing orang lain. Dengan mempunyai rencana dan mendoakannya maka Allah Roh Kudus akan
memberikan jalan kepada kita untuk mendorong mereka bertumbuh menuju keserupaan
dengan Kristus.
4. Yesus mempunyai kepekaan kasih yang luar
biasa. Kita juga mampu mempunyai kepekaan kasih seperti halnya Yesus jika kita
sering mempergunakan kasih tersebut.