Dan suster Jacoba adalah yang berikutnya

 Ibu saya adalah seorang penjahit yang tinggal di Solo, tetapi karena beliau berasal dari Kota Gudeg maka teman-teman dan sahabat-sahabatnya pun banyak berasal dari Kota Jogjakarta.  Termasuk seorang Suster yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah (D) Tarakanita, yang kemudian menjadi pelanggan tetap ibu saya dalam hal membuatkan pakaian untuk keseharian maupun pakaian Suster.  Suster Jacoba diperkenalkan kepada ibu saya oleh seorang Guru SD Budya Wacana yang bernama Bu Frida.   Nah melalui bu Frida inilah kemudian suster berkenalan dengan ibu saya termasuk kemudian membuatkan pakaian-pakaian nya.

Saat itu saya masih kecil, mungkin kelas 1 SD kalau tidak salah.  Suster sering menemui saya dan memberikan buku-buku yang bagus.  Ada buku dalam bahasa belanda Pol Pel and Pingo kalau tidak salah ingat, lalu satu set 6 buah buku tentang kisah-kisah Alkitab. Mulai dari sejak kisah Abraham, Kisah Musa sampai kelahiran Yesus.  Buku bergambar itu lah yang saya baca berkali-kali, sehingga suatu saat saya diberi oleh suster Jacoba sebuah buku bagus kecil berbahasa Indonesia, covernya biru tua bertuliskan emas/emboss "ORATE" mungkin itu artinya berdoa.   Disanalah saya mengenal doa Bapa Kami versi Katolik, Doa itulah yang pertama kali saya kenal dalam hidup saya, doa Bapa Kami.

Setelah dewasa saya baru mengerti bahwa Tuhan bisa memakai siapapun untuk memperkenalkan Yesus Kristus kepada saya. Sampai saya menulis blog ini, suster Jacoba masih hidup dan tinggal di susteran santa Anna ( dekat RS Panti Rapih Jogjakarta )

Saya bersyukur untuk semuanya ini. Itulah sekelumit kisah yang saya ingat mengenai perkenalan saya dengan Yesus Kristus.


Update: Ternyata Suster Jacoba telah berpulang kepada Tuhan pada 12 Agustus 2021 dalam usia 88 tahun.  Saya kaget melihat berita tersebut, dan menyesal tidak mendengar khabar wafatnya Suster Jacoba pada saat itu, barangkali saat pandemic masih menggila.  Tetapi saya sangat berbahagia pernah mengenal Suster Jacoba.  Selamat jalan Suster Jacoba, selamat menikmati sukacita surga bersama Bapa di Surga.

Dialah orang yang memperkenalkan Yesus kepada saya

 


Setidaknya ada dua orang yang selalu saya ingat karena merekalah yang memperkenalkan saya kepada pribadi Yesus Kristus yang menjadi juruselamat saya. Saya menjadi teringat ini karena salah satu dari mereka baru saja menghadap Illahi pada tanggal 3 Maret 2022.  Dialah Om Elia Budi Saputra yang tidak lain adalah paman saya sendiri. 

Semenjak saya masih kecil, dia entah secara sengaja atau tidak selalu mengajak saya pergi ke gerejanya di Solo yaitu Gereja Utusan Pantekosta di Indonesia, waktu itu saya masih kecil, mungkin masih Sekolah Dasar.  Om Elia selalu merekam setiap kotbah pendeta pada saat hari Minggu.  Saya masih ingat nama dan wajah pendeta Gerejanya yaitu alm Pdt Petrus Iman Santosa. Om Elia dengan setia mendokumentasikan kotbah-kotbah tersebut dalam bentuk rekaman pita kaset. Maklum jaman dahulu belum ada file-file digital maka yang dipakai adalah pita kaset. Tape recorder nya pun saya masih ingat bermerk Philips, masih mono gaes, belum musim tape mode stereo apalagi sampai home theatre.  Semua dilakukannya dibalik sebuah bilik kecil di samping mimbar gereja.

Secara rutin hampir setiap Sabtu saya selalu dijemput di rumah oleh Om Elia, karena memang di rumah nenek tidak ada anak sekecil saya waktu itu, sehingga dengan adanya anak kecil dirasa sangat menghibur oleh nenek, paman dan bibi yang kala itu masi tinggal serumah.  Saya akan menginap di rumah nenek setiap Sabtu dan kemudian Minggu pagi pergi ke gereja bersama om dan tante ( adik papa saya ).

Dari kebiasaannya merekam kotbah itulah kemudia kaset kaset hasil rekamannya dipinjamkan kepada ibu saya. Ibu juga merasa senang dapat mendengarkan firman Tuhan melalui hasil rekaman kotbah di kaset. 

Dari sana saya mengenal apakah itu kebaktian, apakah itu melayani Tuhan, apakah itu kotbah dan seterusnya dalam pengertian seorang anak kecil.

Tulisan selanjutnya adalah tentang orang kedua yang juga dipakai Tuhan untuk memperkenalkan Kristus kepada saya.