Pemilu damai sebuah kebutuhan bagi rakyat


Beberapa kali mengikuti pemilihan Umum Presiden baru pemilihan umum tahun 2019 ini yang prosesnya semenjak dari kampanye sampai pengumuman hasil oleh KPU tidak saya rasakan sebagai sebuah pesta. Tetapi lebih merupakan caci maki, penebaran hoax dan penebaran kebencian.  Sesungguhnya ini merupakan sebuah pendidikan yang buruk bagi anak anak muda terutama para remaja.
Hanya kawatir saja para remaja ini akan memiliki pola persaingan yang tidak sehat, sebab melihat pola-pola yang sudah dilakukan dalam proses dilaksanakannya pemilu Presiden dan Legislatif.
Tentu semua ini bukan sebuah kejadian yang tidak disengaja, tetapi pasti disengaja. Sebab seharusnya prestasi dilawan dengan prestasi bukan dengan caci maki apa lagi dengan hoax. Sungguh mengecewakan proses yang berlangsung secara terus menerus tersebut begitu gamblang dilihat anak-anak remaja. Mungkin mereka tidak melihat semua proses secara utuh tetapi potongan-potongan peristiwa, terutama yang menonjol. Seperti hoax dengan menggunakan meme wajah Presiden yang dilecehkan, tentu ini akan membekas bagi para remaja. Sialnya kalau mereka mengambil kesimpulan bahwa penghinaan seperti itu diperbolehkan alias didiamkan.  Tetapi beruntung bahwa pelaku-pelakunya diciduk dan  mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.
Bagi saya pemilu hendaknya semakin memberikan jaminan keamanan dan kesejahteraan bagi rakyat. Memilih presiden yang realistis, menjunjung Pancasila, Undang Undang Dasar 1945. Presiden yang membawa kedamaian bagi seluruh rakyatnya, tdiak menganak emaskan golongan tertentu, menjunjung tinggi hukum.
Sudahi saja semua yang membawa kepada perpecahan Bangsa ini, bangsa ini dibangun dengan cucuran darah dan keringat pendirinya. Apakah akan berantakan gara gara diobrak abrik oleh manusia manusia yang hanya mengedepankan politik identitas aja. Betapa songongnya.