Pernahkah kalian merasakan begitu pas?

 Gimana ya, saya kadang merasa kok ada yang aneh dengan mekanisme kehidupan.  Ini yang beberapa kali saya rasakan.  Seolah seperti semesta ini tahu apa yang orang lain butuhkan.

Ini tentang uang gaes, saya pernah ngalamin ketika memperoleh reeki atawa tambahan penghasilan. Tentu ding saya bersukur Puji Tuhan pemilik semesta.  Sudah mikir sesuatu yang akan saya beli sebagai idaman saya. Eh ada saja orang yang mengajukan pinjaman uang.  Ya kan ya kan, jumlahnya kadang-kadang mendekati jumlah reeki yang saya terima.  Apakah ini sebuah kebetulan semata?. Atau memang sebenernya itu bukan jatah saya tetapi Tuhan melewati tangan saya sekaligus menguji apakah ciptaan-Nya ini setia memperhatikan orang lain?

Saya selalu bercakap-cakap dengan pemilik semesta ini ketika menghadapi hal-hal tersebut. Berkutat dalam tanya jawab internal dalam doa dan dalam diskusi nurani.  Benarkah ini kehendakNya yang dilewatkan melalui tangan saya?

Atau sesungguhnya DIA sedang menguji? Mungkin tidak selalu saya harus menjawab YA untuk sebuah pengajuan permintaan pinjaman jika nantinya justru mencelakakan orang tersebut.  Sebab bisa jadi ada kesalahan orang tersebut yang Tuhan mau menempanya agar mereka tidak mengulanginya lagi. Misalnya jika ternyata seseorang punya kebiasaan ngutang, dan kita termasuk pemberi utang an kepadanya. Ini yang mungkin bisa mengganggu ujian Tuhan?


Bisa jadi.

Menulis itu menurut aku adalah

 Kadang-kadang bahasa tulis itu lebih praktis dinikmati, lebih enak dicerna secara teknis. Oleh karena itu saya sesungguhnya lebih suka menulis pada blog dibanding membuat vlog.  Sekalipun terkesan sudah kuno dan ditinggalkan orang, tetapi menulis itu mengasyikan. Seperti menantikan keluarnya sari kopi yang menyembur dari sebuah Moka Pot kecil maka ide ide melalui tulisan akan tersembur sementara saya sedang menuliskan kalimat-kalimat. Ide itu akan mengalir manakala otot dan syaraf tangan bekerja sama dengan mata, otak, hati yang akan menorehkan berbagai rasa dalam lembaran blog.

Seperti memotret maka apapun bisa kita tuangkan dalam tulisan. Bisa tentang perjalanan hidup, tentang ide-ide segar, lelucon, puisi, gugatan, keluhan, nasihat, doa, kisah cinta dan masih berderet deret lainnya. Seperti deretan huruf demikian juga deretan ide yang berjajar rapi menanti menerima jatah beras.


Yang menyenangkan bagi saya pribadi adalah menulis tentang kejadian sehari-hari yang sesungguhnya merupakan lukisan Tuhan di atas kanvas hidup kita. Kalau Dia yang memegang kuas, menoreh cat, hidup kita ini hanya lukisan-Nya. Potongan potongan lukisan kecil yang menyatu dengan lembaran kanvas semesta tanpa putus dengan lebar tak terhingga. Selalu ada yang menarik dalam perjalanan hidup kita.


Apakah kalian juga membiasakan menulis? Cobalah menulis, apapun itu. Seperti sebuah terapi untuk curhat tentang dirimu, tentang masalahmu, tentang kegembiraanmu, tentang penemuanmu, tentang kebersamaanmu dengan orang lain atau dengan Tuhanmu.


Sangat mengasyikan


Mendoakan arwah?

 Kedia orang tua saya sudah meninggal dunia, namun jujur saya sering juga memperoleh mimpi tentang mereka. Berbagai keadaan yang saya lihat dalam mimpi tersebut, rasanya seperti mereka belum meninggal saja.  Ada kadang-kadang mereka ada di sebuah rumah yang pertama kami tinggal, atau juga di rumah kedua yang pernah kami tinggali bersama.  Mereka juga tidak menakutkan sama sekali dan biasa-biasa saja melakukan aktivita sehari hari.   Bicara juga biasa, bukannya lalu diam saja dan menyeramkan.  

Orang berpendapat bahwa mimpi adalah hasil karya otak melalui mekanisme tertentu menggali kembali informasi bawah sadar yang sudah pernah kita peroleh di masa yang lalu kemudian muncul dalam sebuah mimpi.  Jadi bukan sebuah pertanda apapun dalam hidup kita. Itu sisi sainsnya.  Nah tentu ada sisi lain yang bersifat lebih mistis spiritualistik, mengingat kejadian kejadian yang tercatat dalam kitab suci sering menceritakan jika para nabi jaman dahulu kala sering dijumpai oleh Tuhan melalui  mimpi. Misal saja contoh di kepercayaan kristen, ada Yusuf, yang bermimpi sehingga sampai dia dijual sebagai budak oleh kakak-kakaknya, itu semua bermula dari mimpi. Dan banyak lagi kisah lainnya, tentu di agama lain pun pernah ada kejadian kejadian mimpi yang sepertinya merupakan isyarat Tuhan.  Kita tidak bisa memastikan hal tersebut, namun yang lalu kita pahami adalah bahwa seolah olah Tuhan hanya bisa berkata-kata lewat mimpi.   Bukan Tuhan saja tetapi juga kekuatan tertentu yang kadang lalu ditafsirkan untuk membeli nomer Togel, eh ternyata kok tembus 3 angka.  Ini fenomena yang cukup misterius dalam hidup kita.   

Mungkinkah sebenarnya mimpi yang tak pernah kita lihat sebelumnya sesungguhnya merupakan memori atau ingatan masa lalu dari orang jaman dahulu yang kemudian berbaur dalam alam bawah sadari manusia masa kini?

Ketika kita usai bermimpi tentang orang orang yang kita kasihi, biasanya kita merindukan mereka. Atau Alam bawah sadar kita merindukan mereka sehingga memunculkan koleksi koleksi kenangan yang tersimpan di albumnya.  Sebagai orang beragama, kebetulan di agama saya tidak ada ritual mendoakan arwah.  Tetapi saya pribadi sering berdoa bagi orang tua saya yang sudah wafat, namun bukan dalam konteks mendoakan arwah mereka. Tetapi lebih kepada mengenangnya, mengenang dan bersyukur akan karya Tuhan sehingga saya ditempatkan sebagai anak mereka. Merekalah yang mendidik, memelihatra, membesarkan, "memberi hidup" pada saya.  Itulah yang saya doakan dalam sebuah doa syukur, sambil mengingat kembali jasa mereka dan kenangan-kenangan manis bersamanya.  Jadi rasa-rasanya benar juga dikatakan bahwa manusia sebenarnya tidak mati, tetapi jiwanya hidup di dalam diri kita-kita yang menyayanginya

Tas-nya emak-emak

 Sudah bukan menjadi rahasia lagi, emak-emak atau ibu-ibu selalu punya rasa sayang kepada orang-orang yang di rumah. Entah kepada anak-anaknya maupun kepada suaminya.  Oleh karena itu bisik-bisik soal kejadian ibu-ibu membawa tas kresek di saat resepsi bukan sebuah rahasia.  Mereka mungkin teringat kepada mereka yang di rumah, rasanya berdosa sih kalau ngga bisa mbawain oleh-oleh buat yang di rumah.  Apalagi kalau makanan di resepsi itu sangatlah lezat, ouuw bisa-bisa kalap loh.   Sekalipun ini bukan hal yang disukai oleh orang banyak, namun mereka berpikir "daripada dibuang atau bersisa kan lebih baik saya bawa pulang, tidak mubazir"  Itu kalau dilakukannya di akhir resepsi, jadi memang makanan tersebut benar-benar bersisa, lha kalau terjadinya di tengah-tengah perhelatan bagaimana? Bisa - bisa jatah untuk tamu yang lain jadi kurang dong.

Se sempit sempitnya tas emak-emak, selalu ada tempat untuk lemper atau risol agar bisa bersama-sama ada di dalam naungan tas-nya. Sungguh tas ema-emak itu hangat dan penuh kasih