Tinggal bersama Allah?


Renungan Mazmur 15

Pernahkah Anda menumpang di rumah seseorang? Apakah itu rumah saudara kita atau rumah sahabat kita tentu masing-masing mempunyai aturan yang berbeda-beda. Dari soal meletakkan handuk setelah mandi sampai dimana meletakkan sabun mandi, atau bagaimana menaruh piring sesudah makan. Semua dengan kebijakan tak tertulis yang sudah disepakati oleh anggota rumah tersebut.  Sebagai seorang yang menumpang tentulah kita harus mengerti tata krama saat kita menumpang. Berbeda dengan hotel dimana kita membayar biaya sewanya setiap hari. Ada hal yang perlu kita ketahui yaitu soal aturan internal yang diterapkan disana.

     Saya ingat ketika masa-masa kuliah dimana saya harus menumpang di rumah salah seorang sahabat ibu saya. Sambil kuliah saya membantu sahabat ibu saya tersebut di sebuah warung sembako miliknya. Mulai dari menimbang gula, beras dan sebagainya. Itu sebuah konsekuensi jika kita menumpang, kita harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada.

    Dalam Mazmur 15 ada sebuah pertanyaan penting disana :”Siapakah yang boleh menumpang dalam kemah-Mu?”.  Tentu ada aturan yang ketat disaat kita “menumpang” didalam kemah Tuhan. Tempat tinggal/bersemayam Tuhan. Artinya ada sebuah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk “menumpang” dalam kediaman-Nya. Dan yang lebih penting lagi adalah apakah kita layak tinggal didalam kemah Tuhan. Ini menjadi penting mengingat kekudusan Allah.

      Ayat ke 2 – 5 menjadi jawaban atas pertanyaan diatas, menjadi sebuah syarat bagi mereka yang hendak menumpang di rumah Allah. Ada beberapa syarat yang harus kita penuhi manakala kita berdekatan atau bersekutu dengan Allah. Kita menyesuaikan dan mentaati apa yang Allah lakukan. Berlaku tidak bercela, melakukan keadilan, menyatakan kebenaran dengan segenap hatinya, tidak menyebarkan fitnah, tidak berbuat jahat, tidak menimpakan cela kepada tetangganya, tidak memandang hina orang, memuliakan orang yang takut akan Tuhan, memegang sumpahnya, tidak meminjamkan uangnya dengan riba, tidak menerima suap. Inilah sebagian dari hal-hal yang dikehendaki Allah untuk kita lakukan.

Jadi apakah kita sudah siap menumpang di kemah-Nya?

Selamat merenungkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar