Gudeg Ibukota Jogja

Melihat sebuah foodcourt di mal rasanya saya harus kagum betapa ada banyak mulut mengunyah makanan disana, yah mereka sudah menjadikan makan bukan sekedar memenuhi kebutuhan dasar manusia hidup. Life style lebih tepatnya, gaya hidup yang melanda manusia kota. Tidak hanya pada pakaian, gadget, mobil, wanita juga makanan atau kuliner. Segala sesuatu yang dikategorikan gaya hidup pasti mempunyai kelebihan dibandingkan fungsi dasarnya. Jika gadget menjadi gaya hidup, maka bukan sekedar fungsinya.  saja yang untuk sms, telepon, messenger, kamera, email, sosial media..Tetapi yaah status juga, memegang Blackberry z10 tentu lebih mentereng ketimbang Gemini. Membawa iPad tentu lebih yahuud dibanding sekedar tablet seharga sejutaan. Lantas apa yang didapat manusia denga lifestyle? Pujian sudah barang tentu, komunitas, pergaulan dan banyak lagi....sssst bisa juga untuk menambah rasa percaya diri ahahahaha...meski orang tidak tahu darimana gadgetnya diperoleh.

Tanpa terasa manusia kota sudah hidup diatur oleh materi. Setiap ada resto atau kedai makan, kafe baru pasti anak anak muda ini berbondong bondong kesana, sekedar hangout sama teman kerja, teman sehobi seprofesi. Atau sekedar melirak lirik siapa tahu ada yang tertarik.

Kulanjutkan malamku setelah puas mencuci mata di mal G Dikota pelajar ini. Aku menyusuri jalan solo ketika toko toko beranjak menutup pintunya, ada kegairahan baru para pekerjanya, sales promotion girl berceloteh menunggu jemputan kekasih hatinya, sebagian ber sms. Sampailah kaki melangkah didepan Toko Mas Ibukota, disana ada gudeg basah yang murah, ada sayurnya, krecek, gudeg, telor, rambak, daging ayam suwir. Sambil kutunggu mereka mempersiapkan diri dengan tikarnya, aku menunggu mempersiapkan lambungku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar