Espresso adalah kopi yang disajikan tanpa gula dan tentunya
pahit sekali rasanya, ia hanya disajikan dalam cangkir kecil jika Anda pergi
dan minum di Starbucks. Memang tersedia gula atau susu jika Anda tak tahan
pahitnya. Namun meskipun pahit, kopi tetap banyak sekali penggemarnya
mendampingi teh yang juga pahit namun juga banyak penggemarnya. Rasa pahit
adalah sebuah rasa yang sangat dijauhi oleh orang, misalnya jamu jawa yang
dibuat dari perasan daun pepaya luar biasa pahitnya. Saya teringat ketika kecil
saya mengalami susah makan atau tak berselera makan maka ibu saya akan
mencekoki saya dengan pahitnya jamu daun papaya, yang konon bisa membangkitkan
selera makan. Rasa pahit lain lagi adalah Bratawali, masih dari kelompok
jejamuan jawa, ini katanya berkhasiat menurunkan kadar gula darah,pahitnya juga
sangat luar biasa.
Namun tahukah sahabat bahwa hidup ini oleh sebagian orang
juga ditafsirkan sebagai sebuah rasa yang pahit. Pagi sudah berkeringat,
berangkat bekerja mengadu nasib, persaingan di kota menggila sikut sana sini,
harga harga membubung tinggi tanpa kendali, korupsi meraja lela tanpa henti,
kekrasan mengancam umat manusia, penyakit datang tanpa permisi.Bukankah semua
itu sebuah kepahitan? Cobalah sesekali menikmati ujung pagi tatkala burung
burung masih bernyanyi, mentari semburat jingga di ufuk timur, seduhlah kopi,
rasakan nikmatnya bukan pahitnya. Sesungguhnya manusia menilai kopi bukan dari
pahitnya tetapi dari nikmatnya. Demikian pula dengan hidup ini, memaknai
keindahannya setara menikmati kopi pahit, meski pahit tentu nikmatnya lebih
membekas di otak kita. Sehingga kapanpun kita akan ingat nikmatnya. Syukurilah
hidup ini bahwa keindahannya adalah karunia Tuhan dan bukan sebuah ampas pahit
dari Tuhan. Tetapi kemanisan hidup yang adalah anugerah terindah dariNYA.
Sumber foto : google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar