Perjamuan Kudus dalam gereja gereja Presbiterian atau
sejenis dengan Gereja Kristen Indonesia diselenggarakan baik di gereja itu
sendiri maupun di rumah rumah khusus bagi jemaat yang sedang sakit, pun juga di
rumah sakit Kristen. Saya sering
mendampingi Pendeta untuk menyelenggarakan Perjamuan Kudus baik di rumah dan
belakangan ini di rumah sakit. Ada
banyak hal yang membuat saya lebih bisa bersyukur saat melihat saudara saudara
seiman yang sakit. Justru saya memperoleh kekuatan baru saat berdekatan dengan
mereka yang nampak lemah, renta dan tanpa daya.
Namun disamping itu saya suka mengamati cara cara Pendeta
dalam memimpin perjamuan Kudus, hehehe sedikit berbagi yah, ini bukan ngrasani
loh sebab saya ngga tulis nama. Semua hanya bertujuan sharing saja.
Jenis pertama adalah jenis yang suka berbagi tugas, memang
semua tugas sebenarnya bisa diborong oleh Pendeta, kecuali membawa roti dan
anggur, namun Pendeta yang suka membina Majelisnya akan memberi tugas paling
tidak untuk berdoa setelah Perjamuan dilakukan. Yang harus didoakan adalah
ucapan syukur atas perjamuan yg sudah terlaksana dan kondisi jemaat tersebut
secara umum. Apakah sakitnya, ataukah ada permasalahan lain.
Jenis kedua adalah jenis Pendeta yang suka mendengar. Wuaah
kalau jenis ini tentunya memberi kesempatan kepada Majelis pendamping untuk
berlatih mendengarkan. Bahkan juga melatih kesabaran kita. Tentu ini semua ada
nilai positifnya. Pendeta tipe ini tentu dengan sabar mendengarkan semua
keluhan yang akan disampaikan oleh jemaat yang dikunjunginya. Biasanya jemaat
jemaat yang sudah lanjut usia, dengan kata kata yang terbata bata dan
pendengaran serta penglihatan yang sudah jauh berkurang maka tentu saja akan
memakan waktu yang lebih lama dibandingkan jemaat muda. Setelah mendengarkan
curhat jemaatnya maka pendeta ini akan berdoa untuk jemaatnya tersebut, maka
biasanya orang lanjut usia akan lebih mantap dengan tipe seperti ini.
Jenis ketiga adalah jenis pendeta yang serba cepat. Pendeta jenis ini biasanya singkat padat.
Jadi ketika datang ke jemaat yang dikunjungi maka tanpa basa basi beliau
langsung mengemukakan maksud dan tujuannya lalu segera menyampaikan roti
perjamuan kemudian disusul dengan anggur perjamuan, lalu doa penutup. Tentu
jenis ini sangat disukai oleh majelis majelis muda yang suka dengan yang serba
cepat.
Semuanya tentu dengan segala kelebihan dan kekurangan, asal
bisa menempatkan sesuai dengan tujuannya maka jenis manapun tetap akan
menghasilkan berkat bagi jemaat dan bagi kita semua. Semoga ini memberi wawasan
baru kepada para majelis di Lingkup GKI. Barangkali ada pengalaman lain?
Silakan berkomentar di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar