Posting saya kali ini masih berkaitan dengan apa yang saya alami tiga minggu yang lalu, yaitu patahnya tulang selangka ( clavicula dextra ) yang membuat kegiatan tangan kanan saya terganggu selama beberapa saat. Ketika tangan kanan sudah mulai bisa mengetik di laptop, maka saya lanjutkan kisah saya dalam sebuah perenungan berikut.
Hari hari pertama saya dengan clavicula yang sudah di klem
membuat saya harus belajar memakai tangan kiri untuk melakukan tugas tugas
keseharian. Setidaknya untuk sementara 7 sampai 10 hari agar memastikan
sambungan tulang tidak bergeser dari klemnya.
Sebagai manusia tidak kidal ( anak saya kidal, mungkin saya harus
belajar darinya ) rupanya hal itu membuat kreativitas saya dibangun, mengambil
barang barang yg biasanya dilakukan dengan tangan kanan kini harus memakai
tangan kiri, mengambil pasta gigi, menyikat gigi, menyendok nasi, mengambil
lauk, membuka pintu, mengetik di laptop dan sebagainya.
Setelah seminggu maka tangan kanan mulai saya latih
juga untuk melakukan tugas tugas sederhana, mirip dengan melatih seorang
karyawan baru. Memegang sendok dengan hati hati, tak boleh mengangkat beban,
tak boleh menahan beban waah rupanya perlu delegasi ke tangan kiri untuk
mengalihkan tugas tugas yang tak boleh dilakukan oleh tangan kiri.
Hal ini mengingatkan saya bahwa kekuatan dan kebanggaan
kadang kadang tidak ada artinya ketika kita diminta Tuhan untuk belajar
merendahkan diri dihadapanNYA. Seolah Tuhan mau berkata “Jangan kau
mengandalkan kekuatanmu sendiri”. Tangan kanan bagi tiap orang di identikkan
dengan kepercayaan atau sesuatu yang diandalkan. Tapi apa yang diandalkan belum
tentu bisa berjalan dengan baik. Ini memberi saya pelajaran bahwa hanya Tuhan
selalu bisa diandalkan. Mengandalkan manusia kadang membuat kita kecewa.
Pelajaran lain yang saya dapatkan adalah jangan pernah
menyepelekan pihak atau orang yang nampaknya tidak berguna atau lemah. Ketika
tangan kanan saya sedang menderita sakit maka mau tak mau tangan kiri melakukan
tugas tugas yang biasa dilakukan tangan kanan. Tak peduli bagaimana hasilnya,
apakah sempurna atau tidak namun dia sudah melakukan yang terbaik. Meski kadang
kadang tangan kiri dianggap buruk dan kurang sopan. Tetapi dalam kondisi
seperti ini, dia menjadi yang terbaik bagi saya. Padahal dalam kondisi normal,
tangan kiri tidak pernah diberi tugas tugas yang penting. Semua yang diciptakan
Tuhan tentu ada manfaatnya, sesuai dengan tujuan penciptaan itu sendiri.
Diciptakan dua tangan tentunya akan bisa saling membantu pada saat saat
diperlukan.
Semoga kita bisa belajar dari sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar