Ngrasani korupsi

Saya kadangkala jengkel kalau Pemerintah mengejar ngejar wajib pajak disuruh jujur membayar pajak, katanya pajak akan dipakai untuk kesejahteraan rakyat. Buktinya malah korupsi meraja lela, hukuman untuk koruptor juga seakan akan dipermainkan sehingga ringan sekali. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk memburu para koruptor, itu semua memakai uang pajak dari rakyat juga. Baru baru ini seorang yang didakwa koruptor tertangkap kemudian mengembalikan uang hasil korupsinya, apakah dengan kembalinya uang tersebut maka kasusnya menjadi selesai. Saya kira ngga boleh begitu, hal ini terjadi karena korupsi nya ketahuan. Coba saja tidak ketahuan, apakah uang itu juga akan dikembalikannya. Ngga bakal lah akan kembali. Adalagi kecenderungan koruptor akan membongkar semua yang dia ketahui, ceritanya pakai ngancam ngancam segala. Sangat sangat tidak bertanggungjawab dan ksatria, boro boro mengakui eh malah ngajak ngajakin temen lainnya. Istilahnya menggigit yang lain. Sudah sangat parah sekali keadaan korupsi di negeri ini, Bahkanmalaikatpun ngga bakal bisa menyelesaikannya. Lantas bagaimana sebagai anggota masyarakat awam begini? Saya mensinyalir bahwa seolah olah semua korupsi itu akan dibuat tidak ada tersangkanya. Karena para pelakunya adalah para pengecut yang mau ambil duitnya tetapi tidak berani bertanggungjawab. Lebih menyedihkan lagi terjadi di tengah tengah negara mayoritas penduduknya mengaku berAGAMA. Sila pertamanya adalah KeTuhanan yang Maha Esa. Tetapi perilakunya sungguh tidak mencerminkan manusia yang menjalankan perintah Tuhan. Semoga ada keajaiban terjadi atas negara kita. Semoga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar