Pengalaman patah tulang clavicula


Ini pengalaman pribadi saya patah tulang clavicula, atau tulang selangka yang letaknya di dada depan, bawah bahu. Saya membagikannya untuk pembaca blog saya agar bisa berhati hati.

Tanggal 22 Februari 2013 sekitar jam 10.00, saya naik motor dari bepergian menuju ke rumah, sekitar 200 meter dari rumah, disaat kondisi jalan perumahan sepi, saya belok kanan mengitari sebuah patung di bundaran didalam perumahan. Tanpa saya sadari motor Kharisma yang saya naiki menjadi tak terkendali, akhirnya saya terjatuh ke kanan. Motor terlepas dan kebetulan yang saya rasakan setang menghantam tulang clavicula. Saat itu saya masih bisa bangun sendiri dan motor dibantu seorang bapak tua untuk menegakkannya kembali. Meski setang bengkok saya mengendarainya menuju rumah yang sudah dekat. Saya merasakan sesuatu yangberbeda di tulang selangka kanan saya, rasanya tulang ini tidak sama dengan yang kiri. Ah Tuhan ini pasti patah, sayapun tak berani terlalu bergerak khawatir karena akan mengubah posisi tulang terlalu jauh, bahkan jaket yg saya pakaipun tak berani saya lepas. Saya belum merasakan sakit, hanya lingu sedikit ketika tangan digerakan.  Saya meminta isteri agar mengantar saya ke Rumah Sakit Panti Rapih agar diberikan pengobatan.

Sampai di RS Panti Rapih saya di rontgen dan ternyata benar, dr Yovita sebagai dokter jaga di IGD menyatakan bahwa tulang clavicula saya patah dan beliau menyuruh saya memilih dokter tulang yang ada. Saat itu dokter yang standby adalah dokter Bambang Kisworo, SPOT, Sayapun memilih dia agar mengobati saya. Karena beliau masih bertugas di Poli maka sayapun menunggu dengan sabar ditemani isteri saya di ruang IGD yang penuh. Saat itu 12 kamar IGD penuh, saya sendiri memakai kamar isolasi disana. Setelah direkam jantung, infus pun dipasang dan saya tak boleh makan minum berjaga jaga seandainya perlu diambil tindakan operasi.

Sekitar jam 14.30 dr Bambang Kisworo SPOT datang dengan mebawa hasil rontgen, dokter ini smart menjelaskan dengan gamblang dan bisa diajak ngobrol. Berikut petikan pembicaraan singkat saya :
BK : ini klavikula bapak patah, ada dua metode pengobatan, yang pertama bapak saya pasangi ransel, dibanduli agar tulang tersambung, selama dua bulan akan susah bergerak. Kedua adalah dengan operasi pemasangan pen, kalau ini besok pun bapak sudah bisa mengangkat tangan, hasilnya lebih baik dan cepat.

Saya : wah pasti sakit dok kalao operasi

BK : kan bapak dibius total

Saya  : di sobek berapa centi dok?

BK: yaah sekitar 12 centi

Saya : lama operasinya?

BK : 40 sampai 45 menit

Saya  :maaf dok apakah kasus ini sering terjadi?

BK : ini sering terjadi, saya nda bisa kasi contoh foto dokumentasi di handphone saya karena saking seringnya. Ni saya tunjukin kasus yg lebih berat di kaki ( sambil menunjukkan smartphone nya menampilkan foto rontgen hasil pemasangan plat di kaki )

Saya  : baik dok saya setuju

BK : oke kalau begitu nanti bapak urutan ke 3, sekitar 18.30 saya kerjakan

Saya : terima kasih dokter.

Antara berani dan tidak, namun saya harus berani. Isteri saya bertanya :” Loh papi apa berani?”. Saya hanya menjawab :” Untuk mengatasi ketakutan saya harus mendatangi ketakutan itu di intinya
Segera saya dibawa ke kamar, karena kebetulan RS Panti Rapih hari itu sangat penuh, maka begitu ada yg pulang saya segera dibawa ke kamar. Disana saya sudah tak boleh makan minum, dipersiapkan untu operasi. Di test alergi, yang kata suster sakiiiit sekali. Sungguh bukan sakit tetapi panas, semacam kena solder beberapa detik lamanya.
Praktek Spesialis Bedah Tulang RS Panti Rapih Jogjakarta
Menjelang 18.00 saya digiring ke kamar operasi, saya sebelum kekamar operasi berdoa sendiri didampingi isteri saya, sebelumnya siang hari Pendeta Budi Santoso Marsudi sudah mendoakan saya, beserta dengan beberapa teman yang sempat menjenguk saya. Ibu Budi, Bp Jusac Cahya Khristianto, Bp Bambang Sumanto, Sahabat saya Eddy Hartono.
Dikamar operasi yang super dingin menurut saya, sekitar 16 derajat. Saya dibawa ke meja operasi sambil masih ngobrol dengan suster. Sekonyong2 dokter anastesi berkata :” Pak ini saya masukin sejenis morfin ya, nanti akan sedikit bergoyang”. Saya merasakan langit langit kamar operasi kabur dan sedikit bergerak. Tak lama kemudian si dokter berkata:” Nah ini saya masukin yang beneran pak !”. Slaaap gelap tanpa rekaman apapun di otak saya. “ Pak paak. operasinya sudah selesai, bapak bisa kembali ke kamar makan minum seperlunya” Saya menyahutnya :” Terimakasih dokter..”. Saya melihat jam dinding dikamar operasi menunjukkan jam 20.45 loh ternyata sudah jam segini, segera saya dibawa ke kamar antara untuk di cek tekanan darahnya, kemudian kembali ke kamar rontgen untuk di foto hasil operasinya. Langsung menuju kamar dan disana sudah banyak saudara kakak kakak ipar sudah berkumpul disana memberi selamat. Puji Tuhan, DIA sendiri yang menyertai saya. Suster mengatakan jika tak mual dan pusing dipersilakan makan dan minum sedikit, Jam 22.30 saya makan karena lapar sudah sejak jam 10.00 puasa hehehe....
Keesokan harinya saya masih diberikan obat pereda sakit dan antibiotik, sampai dosisnya lengkap dan saya diperbolehkan pulang menjadi Gatotkaca karena tulangnya ditempelin besi.
Semoga bermanfaat...

11 komentar:

  1. berapa lama opname ? berapa lama pulih ? saya mengalami sprt bapak, rencana tgl 13 Jan 14. operasi. Nama saya Sugeng Pramono : 0813 290 14158

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trims sudah mampir. Setahun baru bisa enakan mas Sugeng. Kalau bisa digerak gerakin sih sebulan sudah oke namun ya yang ringan ringan saja. 3 bulan lebih bagus lagi. Semoga lancar operasinya,

      Hapus
  2. bozz.........

    sya jga mngalami hal yg sma sdah 3 blan lebih sjak kjadian, bleh dong sranya sbaiknya dioperasi APA enggak yaa.....



    tenx's

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trims sudah mampir di blog saya, waduh kok lama amat mas? Kalau saya waktu itu dioperasi langsung karena saya kawatir ada serpihan tulang yg bisa bikin sakit didalam, kan kalau dioperasi serpihannya bisa dikeluargan. Namun ada juga Sinshe/tabib yg bisa memakai ramuan tradisional utk menyembuhkannya. namun jika sudah 3 bulan sekarang bagaimana kondisinya, saya khawatir tersambung namun tidak sempurna mas. Salam

      Hapus
  3. Klok patah nya sdh bertahun2 kira2 di oprasi bisa lurus gk ea

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau dilakukan operasi saya kira bisa, namun perlu dipertimbangkan apakah bengkoknya ini sangat mengganggu aktivitas sehari hari atau tidak. kalau hanya menjadi kurang cantik/elok saja barangkali perlu dipertimbangkan utk tidak perlu operasi ulang. Sebab kalau sudah lama maka tulang pasti sudah tersambung, hanya saja saat penyambungannya brgkali tidak pas. Tks

      Hapus
  4. Saya mengalami patah tulang selangka kiri,,saya ingin tanya kira kira kapan ya saya bisa membawa motor matic lg setelah pasca operasi,,,trimksh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih mas Eko sudah mampir di blog saya, kalau bwa motor lagi ya kira kira 6 bulan. Cuma riskannya itu kalau pas menuntun atau kena hentakan di jalan, otomatis kan tulang selangka ikut menahan getaran dari setang motor. Dulu saya takut, jadi kemana mana jalan kaki dan naek becak. Baru setahun sip benar, Semoga bermanfaat

      Hapus
  5. Mas saya terjatuh 1 minggu yg lalu..di vonis patah,tapi waktu di urut tidak sakit banget,setelah 1 minggu kemudian saya rongsen dan patah nya cukup jauh,tapi anehnya tangan saya sudah bisa di angkat lurus ke atas,tekuk ke belakang dll...apa itu wajar?atau emank dl pernah patah tapi tidak di sadari oleh saya?dan shinshe juga bilang uda nyambung gak napa2 bisa di gerak eraktis cuma sikit nyeri..

    BalasHapus
  6. ada jg tmen saya udah pasaang pen, untuk nunggu operasi lepas pen butuh brapa bulan lgi ?? trimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pen bisa dilepas minimal 2 tahun pak, namun apabila tidak ada gangguan , boleh tidak dilepas.

      Hapus